Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kasus Stroke Terus Meningkat, Perlu Lebih Banyak Ahli Penanganan Aneurisma

Seluruh dokter di tingkat provinsi di Indonesia perlu mampu menangani pembedahan clipping pada kasus stroke aneurisma otak

1 Juli 2024 | 18.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengingatkan tentang pentingnya program transformasi layanan kesehatan terutama di bidang stroke. Stroke masih menjadi salah satu penyakit yang menelan biaya pengobatan besar dan kasusnya terus meningkat. Diperlukan teknologi kedokteran untuk mencegah stroke, salah satunya dengan teknologi microsurgey. "Dengan teknologi di bidang preventif, diharapkan pada akhir tahun 2024, seluruh provinsi di Indonesia mampu menangani pembedahan clipping pada kasus aneurisma otak dan angka kejadian stroke karena perdarahan pembuluh darah di otak bisa diturunkan,” katanya dalam pembukaan pelatihan microsurgery atas kerja sama RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Barrow Neurological Institute, Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) dan Aesculap Academy Indonesia pada 29 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua  Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia PERSPEBSI, Joni Wahyuhadi mengatakan, Kementerian Kesehatan dan PERSPEBSI terus berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menangani stroke. Stroke merupakan pembunuh nomer dua di Indonesia. Di bidang saraf, stroke penyakit kedua terbanyak setelah cedera kepala dan tumor otak. "Hari ini kita mengadakan microsurgery cource dan hands on dengan mendatangkan ahli dari Amerika dan Jepang dalam meningkatkan neurointervensi terutama dalam penanganan aneurisma yang bisa ditangani dengan clipping atau menjepit,” katanya dalam keterangan pers.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Clipping sebenarnya sudah biasa dikerjakan di rumah-rumah sakit pendidikan di Indonesia, namun pemerintah memiliki program untuk meningkatkan kemampuan ini kepada dokter-dokter bedah saraf di seluruh Indonesia. Diharapkan sampai akhir 2024 ini semua propinsi di Indonesia sudah memiliki dokter bedah saraf dengan kemampuan microsurgery. 

Dokter Bedah Saraf dari RS PON Muhammad Kusdiansah menjelaskan, operasi clipping adalah prosedur atau metode utama untuk mengatasi aneurisma otak. Aneurisma otak adalah suatu kondisi di mana terjadi pelebaran abnormal pada dinding pembuluh darah di otak. Bentuknya menyerupai balon yang menggembung keluar dari arteri. Kondisi ini bisa sangat berbahaya jika aneurisma tersebut pecah, karena dapat menyebabkan perdarahan di dalam otak yang berpotensi fatal.

Aneurisma otak sering kali tidak menunjukkan gejala sampai terjadi pembesaran yang cukup signifikan atau pecah. Gejala yang mungkin muncul sebelum pecah termasuk sakit kepala parah, penglihatan kabur atau ganda, nyeri di sekitar mata, atau gangguan saraf lainnya. "Jika aneurisma pecah, gejalanya bisa berupa sakit kepala tiba-tiba yang sangat hebat, mual, muntah, leher kaku, kehilangan kesadaran, atau bahkan kematian,” kata Kusdiansah.

Menurut data dari Brain Aneurysm Foundation, 1 dari 50 orang memiliki aneurisma yang belum pecah, setiap 18 menit 1 aneurysma pecah dan sekitar 500 ribu orang meninggal setiap tahun akibat aneurisma otak.

“Prosedur operasi clipping bertujuan untuk menghentikan aliran darah ke aneurisma, sehingga mencegah pecahnya aneurisma di masa depan, atau pecah kembali setelah mengalami pendarahan otak," kata Kusdiansah.

Pada prosedur ini dokter bedah saraf akan membuat sayatan di kulit kepala dan membuka sebagian kecil tulang tengkorak untuk mengakses otak. Dengan bantuan mikroskop khusus, dokter akan mencari dan mengidentifikasi lokasi aneurisma dan melakukan penjepitan pada leher aneurisma dengan clip, biasanya berbahan titanium,” Kusdiansah.

Pelatihan berlangsung selama 2 hari, yaitu 29-30 Juni bertempat di  RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono. Pelatihan ini, diikuti para ahli bedah saraf dari 10 pusat pendidikan bedah saraf terbaik se-indonesia.

Direktur RS PON, Adin Nulkhasanah pada pelatihan ini, Barrow Neurological Institute (BNI) memperkenalkan model kepala manusia yang dicetak secara 3D untuk pelatihan operasi clipping. Model ini akan digunakan di seluruh dunia dan digunakan pertama kali di Jakarta. Teknologi ini memberikan simulasi yang sangat mirip dengan jaringan manusia dan kondisi bedah sebenarnya, sehingga memberikan pengalaman pelatihan yang lebih realistis dan efektif. "Teknologi ini telah dikembangkan selama lebih dari 2 tahun oleh tim multidisiplin di pusat inovasi Barrow. Kami sangat berharap bahwa para dokter bedah saraf bisa meningkatkan kapasitasnya melalui workshop clipping ini,” kata Adin.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus