Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Kuliner Ekstrem, Kepompong Ulat Jati Harganya Setara Daging Sapi

Oseng kepompong ulat pohon jati ini terasa gurih. Kuliner ini nikmat disantap bersama nasi merah padi gogo atau padi yang ditanam di lahan kering.

18 Februari 2019 | 07.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kuliner yang satu ini kini sedang tren di kawasan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namanya Oseng Kepompong ulat Pohon Jati. Kuliner ini dipadukan dengan irisan cabai merah, bawang merah dan bawang putih. Kaya protein,  Oseng kepompong yang terasa gurih, ini pas disantap bersama nasi merah padi gogo  atau padi yang ditanam di lahan kering.

Baca juga: Gratis 17 Jenis Jenang di HUT Kota Solo, Coba Jenang Procot

Kepompong ulat jati ini juga disebut entung atau ungkrung oleh warga Gunung Kidul. Makanan lokal ini banyak ditemui di warung-warung makanan “ndeso” di Gunung Kidul dan pasar tradisional kabupaten setempat.

Satu di antara warung yang menjual menu ungkrung atau entung adalah Lesehan Pari Gogo di Jalan Wonosari, Kecamatan Semanu. Warung ini  berada di dekat Jembatan Jirak. Sepiring kepompong harganya hampir menyamai sepiring daging sapi potong.

Rumah makan yang pernah disinggahi Presiden Jokowi dan Iriana pada 2016, itu membanderol oseng kepompong Rp 30 ribu per piring. Sedangkan, harga daging sapi potong per piring Rp 45 ribu. “Harga ungkrung mahal karena sedang tidak musim. Pasokannya terbatas,” kata Tina, pengelola Warung Lesehan Pari Gogo kepada Tempo, Sabtu, 16 Februari 2019.

Tina membeli entung mentah dari pengepul yang tinggal di Gunung Kidul. Mereka umumnya merupakan pencari entung. Sekarang ini harga kepompong per kilogram Rp 110 ribu. Harganya hampir menyamai daging sapi di pasaran yakni Rp 114 ribu-116 ribu per kilogram.

Ungkrung hanya bermunculan saat awal-awal memasuki musim hujan. Desember tahun lalu, jumlahnya melimpah. Hampir tiap orang yang tinggal di sekitar hutan jati dan kebun yang ditanami jati mencarinya saat itu.
Paenah, penyanyi uyon-uyon memainkan kecapi di warung lesehan Pari Gogo Gunung Kidul (TEMPO/Shinta Maharani)
Tapi, kini pasokannya mulai berkurang. Itulah mengapa harganya terus mahal. Menurut Tina, harga kepompong ulat jati mentah paling mahal bisa mencapai Rp 140 ribu. “Ungkrung yang banyak protein dan musiman menjadikannya mahal,” kata Tina.

Entung yang Tina sajikan berasal dari pasokan yang ia beli sebulan lalu. Ia menyimpannya di kulkas setelah direbus. Bila ia kehabisan stok, maka Tina mendatangkan entung mentah dari Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dan Pacitan Jawa Timur yang kaya pohon jati.

Di warung itu, menu entung hampir tiap hari tersedia.  Pekerja memasak 2-3 kilogram entung setiap hari untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tak semua konsumen berani mengkonsumsi menu itu. Sebagian khawatir alergi atau gatal-gatal. Tina memasaknya dengan sangat matang. Dia mencuci bersih entung mentah. Lalu ia merebus entung terlebih dahulu sebelum dioseng bersama bumbu.

Satu di antara pembeli oseng kepompong ulat jati, Dwi, mengatakan rasa ungkrung gurih. Dia tahu ungkrung punya kandungan protein yang tinggi dari hasil membaca di sejumlah media massa. Rasa ungkrung menurutnya tidak kalah gurih dengan belalang goreng yang juga menu populer di Gunung Kidul. Belalang juga banyak ditemui di pohon jati.

Dwi menyantap ungkrung bersama nasi merah dan sayur lodeh lombok ijo. "Pangan lokal Gunung Kidul jadi menu favorit saya," kata dia.

Rasa oseng ungkrung memang mirip dengan rasa botok atau pepes tawon muda bersama larvanya yang juga ada di Gunung Kidul. Beragam pilihan kuliner ekstrem yang lezat di Gunung Kidul bisa Anda santap sembari menikmati semilir angin perbukitan dan mendengarkan gending campursari. Seperti di warung Pari Gogo, Bu Paenah, nembang uyon-uyon diiringi permainan kecapi. 

Baca juga: Sri Mulyani Dinas ke Yogyakarta, Tak Lupa Mampir Makan Gudeg

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus