Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mengapa Burger Disebut Junk Food Padahal Bahan Pembuatnya Sehat?

Kendati dibuat dari bahan-bahan yang sehat, burger dikelompokkan menjadi junk food. Berikut ini penjelasannya.

18 September 2021 | 09.09 WIB

BBQ Bacon Burger/Pantja Deli
Perbesar
BBQ Bacon Burger/Pantja Deli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Burger dibuat dengan sebuah roti yang dibelah menjadi dua. Bagian dalamnya diisi dengan daging, sayur selada, mentimun, tomat, keju, mayones, serta saus tomat. Umumnya, bahan-bahan tersebut termasuk ke dalam bahan yang baik bagi kesehatan tubuh. Akan tetapi, burger kemudian dikelompokkan menjadi junk food. Junk food adalah makanan yang minim nutrisi baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Roti dikenal sehat yang terbuat dari gandum. Sayur selada juga bergizi serta daging sapi dan ayam merupakan sumber protein tinggi. Akan tetapi, mengapa kombinasi dari makanan sehat ini dikategorikan sebagai junk food?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan Insight Medical Publishing, penggunaan istilah junk food menyiratkan bahwa suatu makanan punya sedikit nilai gizi. Namun, mengandung lemak, gula, garam, dan kalori yang berlebihan.

Mengapa Burger Tidak Baik untuk Kesehatan?

Burger merupakan salah satu junk food yang kerap menjad pilihan makan siang yang cepat atau makan malam santai. Burger kaya akan kolesterol dan lemak jenuh. Kandungannya ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga risiko penyakit jantung jadi meningkat.

Burger juga tinggi kandungan natrium yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan kemungkinan terkena stroke dan penyakit ginjal.

Laman MV Organizing menuliskan, satu hamburger mengandung 500 kalori, 25 gram lemak, 40 gram karbohidrat, 10 gram gula, dan 1.000 miligram natrium. Jumlah ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh.

Efek jangka panjang yang akan terjadi apabila makan junk food terlalu sering adalah berkaitan dengan risiko beberapa penyakit kronis. Misalnya obesitas, depresi, masalah pencernaan, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, kanker, dan kematian dini.

ANNISA FEBIOLA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus