Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perilaku picky eating atau pemilih makanan biasanya anak usia prasekolah. Biasanya hanya mau konsumsi makanan tertentu yang mereka suka dan menolak yang lainnya. Pemilih makanan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sangat selektif terhadap asupan yang mau dikonsumsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa Itu Picky Eating?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara umum, picky eating menggambarkan seseorang yang memiliki penolakan kuat terhadap makanan tertentu. Pola makan yang pilih-pilih dapat terlihat seperti seseorang yang hanya memakan jenis makanan tertentu atau menolak lainnya.
Orang pemilih makanan kadang menolak jenis atau kelompok makanan tertentu sepenuhnya. Dikutip dari Within Health, sekitar 14 persen-50 persen orang tua telah mengidentifikasi anak-anak usia prasekolah mereka sebagai orang yang pilih-pilih makanan.
Kebiasaan pilih-pilih makanan mulai menjadi masalah serius saat anak-anak kekurangan gizi atau makan sangat sedikit. "Kami biasanya mulai melihat anak-anak yang kesulitan makan saat mereka berusia 7 tahun atau 8 tahun," kata psikolog klinis Jerry Bubrick, dikutip dari Child Mind Institute.
Pola picky eating akan mereda setelah beberapa tahun. Namun, beberapa contoh pola makan yang sangat selektif berlanjut hingga dewasa. Kebiasaan pilih-pilih makanan dapat mencapai tingkat klinis karena sejumlah alasan berbeda.
Sering mereka yang picky eating hanya mau mengonsumsi makanan tertentu yang disukainya saja. Mereka menolak makanan berdasarkan tekstur, rasa, warna, atau bahkan hanya karena penampilannya. Memperkenalkan makanan baru secara perlahan dapat membantu anak menjadi lebih nyaman dengan berbagai jenis makanan.
Mulai dengan porsi kecil dan tidak memaksa anak untuk langsung menyukai makanan baru. Sebaiknya dibiarkan mereka mencicipi dan mengenali rasa teksturnya.
Membuat makanan terlihat menarik dan menyenangkan bisa mendorong anak untuk mencoba yang baru. Berbagai warna dan bentuk bisa membuat hidangan makin menarik. Bisa menggunakan cetakan makanan untuk membuat bentuk-bentuk unik atau menyusun makanan dengan cara yang memikat. Coba menawarkan makanan saat anak merasakan lapar memperkecil kemungkinan ditolak.
Rizki Dewi Ayu turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Kiat Belajar Memasak untuk Pemula