Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi coffee addict tentunya tidak asing dengan kopi robusta dan arabika. Tumbuhan ini menjadi famili dari tumbuhan kopi. Kedua varietas kopi ini memiliki peredaan, baik dari segi rasa, bentuk, cara penanaman, hingga karakterisktik pertumbuhannya.
Perbedaan yang sangat menyolok dari kedua varietas kopi ini adalah bentuknya. Untuk biji kopi robusta bentuknya lebih kecil dan memiliki simetris bundar. Selain itu biji kopi robusta memiliki warna yang lebih pucat dan lekukan ditengahnya tidak begitu jelas. Untuk biji kopi arabika bentuknya lebih besar dan lebih oval, sedangkan untuk lekukan ditengahnya terlihat jelas.
Untuk segi rasa kedua jenis kopi ini memiliki rasa yang berbeda, hal ini juga dipengaruhi oleh cara penanaman dan karakteristik dari biji kopi itu sendiri. Biji kopi arabika memiliki rasa yang lebih variatif seperti, asam, manis, kecut, dan sedikt pahit. Sedangkan untuk biji kopi robusta rasanya cenderung pahit.
Rasa tersebut disebabkan oleh karakteristik dari tumbuhan dan penanaman, tidak bisa dipungkiri apabila kopi arabika yang ditanam disebelah tanaman buah-buahan lainnya akan memiliki rasa dari tanaman tersebut.
Menukil dari perkcoffee.co, biji kopi yang ditanam menunjukkan serangkaian karakteristik yang berbeda ketika ditanam di satu lokasi yang berbeda.
Untuk tempat penanaman, varietas arabika harus ditanam ditempat yang tinggi—lebih dari 800 meter—hal ini bertujuan untuk mendapatkan kadar asam yang maksimal pada biji kopi arabika. Selain itu penanaman yang tinggi dilakukan karena biji kopi jenis ini memiliki sensitifitas tinggi terhadap hama serta penyakit, hal ini yang membuatnya butuh mendapatkan perhatian khusus.
Baca: Kisah Kopi Robusta Flores yang Terbang Hingga Helsinki
Untuk biji kopi robusta memiliki kekebalan yang lebih besar terhadap penyakit dan peningkatan kapasitas produksi bijinya. Robusta yang dapat steril dari hama dan penyakit dengan sendirinya, membutuhkan penyerbukan silang oleh angin, lebah, dan serangga lainnya agar tumbuhan ini melakukan reproduksi. Biji kopi ini ditanam pada ketinggian 200-800 meter dan membutuhkan waktu hingga 1 tahun untuk menjadi biji kopi yang seutuhnya stelah sebelumnya menjadi buah beri terlebih dulu.
Selain itu perbedaan dari kedua jenis kopi ini adalah kadar kafein yang terkandung di dalamnya. Untuk kopi robusta memiliki kadar kafein 2,2 sampai 2,7 persen, sedangkan kopi arabika hanya berkisar 1,1 sampai 1,5 persen saja. Oleh karena itu kopi robusta mengandung lebih banyak kandungan asam klorogenik yang dihasilakan dari mekanisme pertahanan terhadap hama.
Selain it, dari segi harga kedua jenis biji kopi ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Rasanya yang variatif dan membutuhkan penanganan khusus membuat kopi arabika memiliki harga yang lebih tinggi, bahkan dua sampai tiga kali lipat dari kopi robusta.
GERIN RIO PRANATA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini