Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak sedikit orang mengidentifikasikan antara demensia dan alzheimer sebagai sebuah gangguan pada memori otak yang sama. Keduanya dianggap sebagai kondisi normal karena faktor penuaan karena bertambahnya usia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, sejatinya keduanya merupakan hal yang berbeda. Karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan demensia dan alzheimer untuk menentukan proses pengobatan yang tepat.
Demensia
Melansir dari healthline.com, demensia merupakan sebuah sindrom, bukan penyakit pasti. Secara umum, demensia merujuk pada sekelompok gejala atas ganggguan pada memori otak. Demensia mempengaruhi memori, pemikiran, pemecahan masalah, bahasa, dan persepsi, dan penalaran. Bahkan, demensia menyebabkan penderita merasa kebingungan akan suatu tempat dan nama.
Demensia disebabkan oleh penyakit yang merusak otak dengan menyebabkan hilangnya sel-sel pada saraf. Gejala awal dari demensia adalah rasa lupa dan rasa bingung. Seseorang bisa mengalami lebih dari satu bentuk demensia. Alzheimer merupakan salah satu bentuk dari demensia
Alzheimer
Alzheimer merupakan penyebab paling umum dari demensia, sebagaimana dijelaskan dalam alz.org. Setidaknya, sebanyak 60-80 persen populasi di seluruh dunia menderita alzheimer. Sebagian besar penderita alzheimer berusia di atas 65 tahun keatas.
Alzheimer terjadi karena adanya perubahan otak yang kompleks setelah kerusakan sel. Mengutip dari webmd.com, protein (plak) dan serat (kusut) menumpuk pada otak sehingga memblokir sinyal saraf dan menghancurkan sel saraf.
Gejala awal dari alzheimer paling umum adalah kesulitan menerima informasi baru karena alzheimer menyerang bagian otak yang berfungsi menyerap informasi awal. Seiring berjalannya waktu, gejala alzheimer akan bertambah parah.
Beberapa gejala tersebut antara lain perubahan perilaku, kebingungan, bahkan kesulitan berbicara dan menelan. Meskipun faktor terbesar dari alzheimer adalah bertambahnya usia, tetapi tidak menutup kemungkinan Alzheimer diderita oleh orang dengan usia muda.
Baik alzheimer maupun penyakit demensia lainnya belum terdapat obat yang menyembuhkannya. Dokter cenderung akan memfokuskan perawatan pengelolaan gejala dan menjaga penyakit agar tidak semakin parah. Untuk mendeteksi penyakit ini, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan skrining menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Apakah Demensia Sama Dengan Hilang Ingatan?