Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta – Pretzel dan bagel merupakan roti camilan yang banyak ditemukan di kawasan Eropa dan Amerika. Secara umum, keduanya memiliki komposisi bahan yang sama dengan kulit luar yang keras dan bagian dalam yang lembut. Meskipun sama-sama merupakan roti, ternyata antara pretzel dan bagelsadalah dua hal yang berbeda. Lantas, apa perbedaan pretzel dan bagel?
Dikutip dari laman foodguy.com, pada dasarnya, roti pretzel memiliki tekstur yang lebih lunak dan kental sedangkan bagel cenderung lebih padat. Keduanya juga memiliki bentuk yang berbeda. Meskipun demikian, perbedaan utama antara keduanya terletak pada proses memasaknya.
Melansir laman britannica.com, pretzel dikenal sebagai roti berasal dari Jerman yang banyak digunakan sebagai makanan jamuan di acara-acara keagamaan umat kristiani. Namun, terjadinya imigrasi besar-besaran dari Jerman ke Amerika, membuat pretzel turut meluas hingga ke kawasan Amerika. Pretzel memiliki rasa yang renyah dengan ukuran yang cenderung kecil.
Pretzel memiliki bentuk simpul longgar telah direbus sebelumnya yang kemudian dilapisi telur, diasinkan dan dipanggang. Melansir laman wikidiff.com, camilan renyah berbentuk crackers ini biasanya dikonsumsi bersama bir. Jajanan ini dapat dijumpai dengan mudah di kota asalnya, sebab banyak penjual yang menjajakannya menggunakan gerobak dorong.
Sementara itu, bagel merupakan camilan yang juga berasal dari Jerman yang dikaitkan dengan masakan Yahudi. Melansir laman delightedcooking.com, dalam bahasa Jerman, bagel memiliki arti ‘gelang’, senada dengan bentuknya yang melingkar. Camilan ini memiliki tekstur kenyal dan renyah di bagian luarnya. Sebelum dipanggang, bagel direbus terlebih dahulu untuk mencegah adonan roti mengembang.
Di balik bentuknya, ternyata bagel memiliki filosofi yang mendalam. Dijelaskan dalam laman foodguy.com, bentuknya yang melingkar menggambarkan siklus kehidupan abadi, tanpa awal dan akhir. Bagel juga dianggap sebagai perwujudan perlindungan diri dari kejahatan dan membawa keberuntungan.
Dikutip dari laman theatlantic.com, persebaran camilan bagel hingga ke kawasan Amerika, bermula ketika orang Yahudi bermigrasi ke Amerika Utara pada abad ke-15 dari Polandia menuju ke New York. Pada saat itu, para imigran Yahudi membawa bagel sebagai bekal perjalanannya. Sampai hari ini, bagel menjadi ikon kota New York dengan populasi orang Yahudi tertinggi.
NAOMY A NUGRAHENI
Baca: Jalebi Manisan India Renyah dan Mirip Pretzel
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini