Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Singapura dinobatkan sebagai negara blue zone keenam di dunia. Singapura dianggap sebagai salah satu kota dengan angka harapan hidup yang tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Business Insider, Singapura menyandang gelar sebagai blue zone menurut Dan Buettner, jurnalis yang mempopulerkan istilah tersebut. Istilah tersebut digunakan untuk menyebut daerah dengan masyarakat yang memiliki umur harapan hidup tinggi dan kehidupan yang sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun yang dimaksud blue zone orang yang hidup di wilayah itu memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan dan aktivitas bergerak yang menyehatkan secara teraturl Sebelumnya, lima wilayah blue zone, yaitu Okinawa (Jepang), Ikaria (Yunani), Sardinia (Italia), Nicoya (Kosta Rika), dan Loma Linda (California).
Buettner menyebut Singapura sebagai kota yang dibuat dalam film dokumenter Netflix berjudul Live to 100: Secrets of the Blue Zones. Angka harapan hidup di Singapura mencapai 80,7 tahun untuk laki-laki dan 85,2 tahun perempuan.
Pada 1960, angka harapan hidup di Singapura mencapai 65 tahun. Singapura menyandang blue zone ditunjang berbagai aspek, yaitu permukiman, transportasi publik, dan pusat kuliner. Buettner menyebut sebagai Blue Zone 2.0.
Apa Itu Blue Zone?
Dikutip dari situs web Bluezones.com, istilah blue zone pertama kali dipopulerkan oleh jurnalis, peneliti, petualang National Geographic pada 2004. Itu setelah proyek eksplorasi. Pada 2000, setelah ekspedisi ke Okinawa, Jepang untuk memahami tentang rahasia umur panjang, Buettner kemudian melakukan perjalanan ke beberapa daerah lainnya.
Buettner dan timnya mencari komunitas yang tidak hanya orang-orang yang berumur panjang. Tapi, juga menikmati kualitas hidup tinggi pada usianya yang telah tua. Setelah menganalisis data kependudukan dan melakukan wawancara terhadap beberapa penduduk, tim yang dipimpin oleh Dan Buettner menemukan lima wilayah yang sudah dijelaskan tadi.
Konsep blue zone muncul dari proyek penelitian kependudukan yang ditulis oleh Gianni Pes dan Michel Poulain diterbitkan di Journal of Experimental Gerontology. Dalam jurnal tersebut, Gianni Pes dan Michel Poulain melakukan penelitian di Sardinia yang memiliki angka harapan hidup tinggi untuk penduduk laki-laki.
Pes dan Poulain menggambar lingkaran berwarna biru untuk menandai peta dengan penduduk yang memiliki usia panjang. Pes dan Poulain menyebut area dalam lingkaran biru tersebut sebagai blue zone.
Petualangan Dan dan berbagai hal yang dipelajarinya terkumpul dalam beberapa judul buku, yaitu The Blue Zones, The Blue Zones Solution, The Blue Zones Challenge, The Blue Zones American Kitchen, dan Blue Zones Secrets. Pada 2023, karya Dan Buettner dirilis di Netflix dalam sebuah dokumenter berjudul Live to 100: Secrets of the Blue Zones.