Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Terapi lintah sudah lama dan sudah banyak dilakukan di berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia. Terapi ini sering disebut Hirudotherapy. Mungkin terlihat aneh ketika terapi menggunakan lintah, namun hewan ini memiliki banyak senyawa aktif biologis dalam air liur dan sekresinya.
Keampuhan terapi ini sudah teruji sejak zaman kuno dan mampu mengatasi berbagai macam jenis penyakit antara lain kelainan sistem saraf, masalah gigi, kulit, meringankan nyeri, mengobati peradangan, hingga infeksi.
Untuk melakukan terapi ini tidak sembarangan lintah yang digunakan, adapun jenis lintah yang digunakan adalah Hirudo medicinalis, Hirudo troctina, Hirudo nipponia, Hirudo quinquestriata, Poecilobdella granulosa, Hirudinaria javanica, Hirudinaria manillensis, Haementeria officinalis, Hirudo orientalis, dan Haementeria depressadan yang juga dirawat secara khusus.
Adapun manfaat terapi lintah bagi tubuh yaitu melancarkan peredaran darah dan mencegah penyumbatan. Hal ini dikarenakan air liur lintah mengandung antikoagulan dan membuat darah tidak menumpuk dan menggumpal ketika disedot lintah. Lebih lanjut, peptide dan protein yang terkandung di dalam liurnya mampu mencegah penyumbatan pembuluh darah.
Manfaat selanjutnya adalah mencegah penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah. Selain mencegah penyumbatan pembuluh darah, air liur lintah memiliki efek antinyeri, antiperadangan, dan dapat melebarkan pembuluh darah. Air liurnya juga mampu membantu mengobati wasir, tekanan darah tinggi, varises, dan gangguan kulit.
Baca: Melawan Nyeri Dengan Lintah
Terapi lintah juga mampu mencegah penyakit diabetes dan komplikasi. Hal ini dikarenakan terapi lintah mampu memperbaiki sirkulasi darah yang terdapat di dalam tubuh dan aliran darah dapat mencapai lokasi jaringan tanpa menimbulkan resiko penyumbatan. Selain itu menggunakan 4 lintah sekali terapi dapat menekan resiko amputasi.
Bagi penderita gangguan sendi seperti tulang rawan yang mengalami kerusakan atau osteoarthritis dapat melakukan terapi lintah. Hal ini dikarenakan liur lintah mengandung zat yang bersifat anestesi yang membantu mengurangi nyeri, mengurangi peradangan, dan pembengkakan sendi berkurang.
Terapi ini paling sering digunakan, sebab memiliki resiko yang paling minim resiko diantara terapi lainnya. Yang perlu dierhatikan dalam terapi lintah adalah jenis lintah yang digunakan, sebab terapi ini tidak menggunakan lintah liar.
Untuk penggunaan terapi lintah ini tidak semua orang yang bisa menggunakannya, bagi penderita hemofilia, anemia kronis, alergi terhadap protein lintah, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan ibu hamil, sebaiknya tidak menggunakan terapi lintah karena akan berisiko tinggi terhadap tubuh.
GERIN RIO PRANATA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini