Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di usianya yang menjelang 30 tahun, Gemma kesulitan mencari teman baru. Bahkan, untuk menjaga pertemanan saja sudah berat karena kesibukan masing-masing. Walhasil, lingkup pertemanannya sempit dan itu-itu saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi, sejak mengenal Timeleft pada November tahun lalu, kehidupannya berubah. Aplikasi buatan Prancis itu menghubungkan Gemma dengan orang-orang baru melalui kegiatan makan malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengenal Timeleft karena iklannya yang seliweran di beranda Instagram. "Saya klik deh, dan buat akunnya. Ternyata mereka platform buat mempertemukan orang secara offline gitu," kata Gemma kepada Tempo, Kamis, 30 Januari 2025.
Acara makan malam selalu diselenggarakan setiap Rabu, pukul 19.00. Pengguna aplikasi bisa memilih lokasi, preferensi makanan dan harga, serta bahasa yang digunakan. Menurut situs Timeleft, kegiatan makan malam bersama orang asing di Indonesia telah diadakan di sejumlah kota, seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang Selatan, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Biaya pendaftaran acara makan malam ini mulai dari Rp 129 ribu untuk satu kali makan malam, dan sekitar Rp 200 ribu untuk empat kali makan malam. Peserta yang hadir bisa mencapai 5-7 orang. "Tapi sejauh ini paling banyak enam orang. Enggak pernah lebih dari itu sih," tuturnya.
Gemma pun bisa berkenalan dengan orang baru dari berbagai latar profesi. Ia menceritakan pernah berjumpa dengan pegawai di kedutaan besar, dokter, pengusaha, konsultan, hingga insinyur teknologi informasi.
Melalui pertemuan itu, mereka akan saling mengenal satu sama lain. Bila cocok, komunikasi biasanya akan berlanjut dengan saling mengikuti akun media sosial. Gemma mengungkapkan hanya berkomunikasi dengan beberapa orang dari pertemuan itu. "Karena faktor nyambung itu saat dinner sebelumnya," kata dia.
Dengan kehadiran Timeleft, Gemma kini bisa menjalin hubungan dengan orang-orang baru di luar lingkup pertemanan sebelumnya. Ia juga memetik manfaatnya ketika bertemu dengan orang yang pernah menerima beasiswa. "Bisa tanya banyak hal sama dia gimana caranya bisa dapatkan beasiswa gitu."
Timeleft berbeda dengan aplikasi kencan. Pendiri Timeleft, Maxime Barbier, mengatakan bahwa aplikasi kencan memberi ilusi bahwa penggunanya punya pilihan tak terbatas. Misalnya, jika tidak menyukai sesuatu dari seseorang, pengguna tinggal menggeser ke kiri. Gerakan swipe kiri ini merupakan tanda seseorang menunjukkan tidak tertarik.
Sementara Timeleft, kata Maxime, penggunanya tidak akan memiliki ekspektasi karena tidak diberi tahu informasi secara detail. "Dan makan malam memaksa Anda untuk tinggal selama dua atau tiga jam dan mengobrol. Anda benar-benar bisa mencari tahu tentang orang lain," kata Maxime dikutip dari Cosmopolitan.
Timeleft yang dibuat saat pandemi kini telah menyelenggarakan 10 ribu kegiatan makan malam, dengan mengumpulkan 60 ribu orang asing. Popularitas aplikasi ini telah menjangkau 285 kota di 65 negara.
***
Cara Kerja Timeleft
1. Ikut tes kepribadian
Setelah mendaftar di situs atau aplikasi Timeleft, pengguna harus menyelesaikan tes kepribadian singkat.
2. Timeleft mencocokkan dengan 5 orang asing
Setelah mengisi tes kepribadian, algoritme akan mencocokan data diri pengguna dengan lima orang asing yang kompatibel.
3. Timeleft memesan dan mengatur
Timeleft menyediakan segala kebutuhan pengguna untuk acara makan malam, seperti wawasan tentang grup dan detail restoran yang menjadi tempat pertemuan.
4. Datang dan nikmati pengalaman unik
Untuk mencairkan suasana, Timeleft menyediakan permainan untuk menciptakan hubungan tulus dengan orang asing yang berpikiran sama.
5. Nilai pengalaman dan tetap terhubung
Pilih dengan siapa pengguna ingin tetap terhubung. Jika perasaannya sama, mulailah mengobrol dan meneruskan percakapan.
FRISKI RIANA