Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid dalam tubuh terlalu aktif sehingga memproduksi dan melepaskan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroid dapat menyebabkan metabolisme berjalan lebih cepat dari biasanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hipertiroidisme bisa disebabkan konsumsi yodium yang terlalu banyak, penyakit tiroiditis, nodul tiroid, atau penyakit autoimun yang mempengaruhi kelenjar tiroid. Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris menyebut ada beberapa gejala hipertiroidisme, baik umum maupun fisik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gejala umum:
-Gugup
-Cemas dan lekas marah
-Hiperaktif
-Perubahan suasana hati
-Sulit tidur
-Lelah sepanjang waktu
-Sensitivitas terhadap panas
-Lemah otot
-Diare
-Haus terus-menerus
-Intensitas buang air kecil meningkat
-Rasa gatal
-Kehilangan minat pada seks
Gejala fisik:
-Pembengkakan di leher yang disebabkan pembesaran kelenjar tiroid atau biasa juga disebut gondok.
-Detak jantung yang tidak teratur dan/atau sangat cepat atau palpitasi.
-Berkedut ataupun gemetar.
-Kulit hangat dan keringat berlebih.
-Telapak tangan memerah.
-Kuku kendur
-Biduran atau ruam gatal dan bentol.
-Kerontokan atau penipisan rambut yang merata.
-Berat badan turun meski nafsu makan naik.
-Masalah mata, seperti kemerahan, kering, atau masalah penglihatan.
Pakar kesehatan Profesor Zubairi Djoerban melalui laman Instagramnya menjelaskan masalah mata yang dialami oleh penderita hipertiroid bisa menyebabkan kebutaan, meski kasusnya sangat jarang.
"Pada umumnya dengan pengobatan matanya akan kembali pulih dan tidak menyebabkan kebutaan. Hanya pada satu dua orang bisa mengganggu penglihatan. Bisa penglihatan kadang menjadi dua, bisa juga meski sangat jarang terjadi, menyebabkan kebutaan, biasanya bisa tertolong," ungkapnya.
Sementara itu, Cleveland Clinic menuliskan beberapa kondisi serius yang bisa diakibatkan komplikasi hiperteroidisme. Hal ini disebabkan sistem yang berbeda, mulai dari sistem vaskular (jantung) hingga sistem kerangka (tulang), semuanya dapat terpengaruh jika mengalami hiperteroid. Komplikasi hipertiroidisme yang tidak diobati meliputi:
-Fibrilasi atrium
-Stroke
-Gagal jantung kongestif
-Osteoporosis