Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

iklan

Ekspedisi Maritim Temukan Bukti Kejayaan Indonesia Sebagai Bangsa Maritim

Kapal Samuderaraksa dibuat berdasarkan relief Candi Borobudur. #Infotempo

2 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim Ekspedisi Maritim 2022 berhasil menemukan bukti kejayaan Indonesia sebagai bangsa maritim saat mengeksplor Candi Borobudur yang terdapat 9 relief kapal dalam dinding sekitar candi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari penemuan itu, pada tahun 2003 dibangunlah Kapal Samuderaraksa yang dibuat berdasarkan relief Candi Borobudur itu adalah replika kapal tradisional asli bangsa Indonesia abad ke-9 dengan kecanggihan teknologi pada masanya yang belum dikenal oleh bangsa-bangsa Eropa dan telah menempuh rute yang diduga kuat dulu pernah dilewati nenek moyang bangsa Indonesia untuk berdagang kayu manis hingga ke Afrika, yang dikenal sebagai Rute Kayumanis, The Cinnamon Route.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan Kapal Samuderaraksa yang dikomandani saat itu oleh Kapten Laut (P) I Gusti Putu Ngurah Sedana (kini Kolonel) menjadi pelayaran "Napak Tilas" jalur rempah yang memulai pelayaran bersejarah menyeberangi Samudra Hindia menuju Accra, ibu kota Ghana, di pesisir barat Benua Afrika. Kolonel Laut (P) I Gusti Putu Ngurah Sedana yang dulu seorang perwira Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI Angkatan Laut menjadi orang yang dipercaya menahkodai Samudraraksa, nama resmi Kapal Borobudur yang diberikan Presiden RI Megawati Soekarnoputri dalam mengemban misi kebudayaan, pariwisata dan perdamaian.

Adapun Crew Kapal Anak Buah Kapal (ABK) total yang mengikuti pelayaran kapal Samudraraksa berjumlah 27 orang terdiri dari, Pimpinan Expedisi Phillip Bill (Mantan Marinir Inggris), Nahkoda Kapal Kapten Laut (P) IGPN Sedana, 3 orang Pelaut Tradisional (Suku Bajo), 6 Pelaut Milenial yang merupakan anak-anak muda, 16 Pelaut Asing (Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Swedia, Selandia Baru, USA, Australia),

Kolonel IGP Sedana menjelaskan Kapal Samudraraksa yang sebelumnya berangkat 15 Agustus 2003 tiba di Ghana pada 23 Februari 2004, dengan menempuh waktu pelayaran kurang lebih 7 bulan dan jarak tempuh 11.000 NM sama dengan 20.372 KM.

"Selama berlayar berbagai kegiatan yaitu menentukan posisi dengan Ilmu Astronomi Navigasi Bintang untuk menentukan posisi yang di laporkan setiap hari ke Puskodal TNI AL dan Kementrian Pariwisata," kata dia.

Perawatan bangunan kapal, perawatan layar, perawatan mesin yang selalu terendam air laut saat ombak besar. "Saling belajar dengan para pelaut menggunakan bahasa tradisional bahasa Jawa ataupun Indonesia dan pelaut asing mengajarkan bahasa Inggris, serta melakukan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing, dan menyiapkan atraksi saat mendarat," ujar Kolonel IGP Sedana.

Selain Candi Borobudur, tim Ekspedisi Maritim juga mengeksplor Museum Kapal Samuderaraksa, mengunjungi destinasi wisata maritim Pantai Parangtritis dan Gumuk Pasir Parangkusumo, yang juga dihadiri Sekdispenal Kolonel Laut (P) Antonious Widyoutomo, Ahli Sejarah Prof. Sri Margana, Gian Ardy Foernama dari Tempo dan didampingi oleh staf Lanal Yogyakarta.

Danlanal Yogyakarta Kolonel Laut (KH/W) Damayanti, mengaku bangga dengan adanya Ekspedisi Maritim TNI AL yang bekerja sama dengan Tempo. "Saya dengan Tim ekspedisi ini akan mengeksplor kejayaan maritim masa lalu dan kemudian nanti akan untuk referensi anak-anak generasi penerus. Karena ternyata negara kita adalah negara maritim," kata Damayanti.

Ia pun berharap tim Ekspedisi Maritim selalu semangat mengungkap kejayaan maritim Indonesia. "Jangan lelah tetap semangat untuk mengeksplor kejayan-kejayaan maritim yang ada di daerah-daerah," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus