Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kontribusi Galon Guna Ulang Atasi Masalah Sampah dan Pertumbuhan Ekonomi

Mengurangi dampak lingkungan dengan menekan potensi 770 ribu ton sampah plastik dan emisi hingga 1,6 juta ton. #Infotempo

23 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Webinar Mengkaji Pemanfaatan Kemasan Galon Guna Ulang Dalam Praktik Ekonomi Sirkular, Selasa, 25 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampah plastik masih menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dari 68,5 juta ton limbah sebanyak 11,6 juta ton adalah sampah plastik (2021).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka tersebut naik hampir 60 persen dari 6,8 juta ton pada tahun 2017. Pemerintah pun menyusun peta jalan transformasi ekonomi hijau yang menitikberatkan pada pengurangan penggunaan sampah plastik guna mencapai target menekan sampah plastik hingga 70 persen di tahun 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itu dibutuhkan tindakan prioritas di seluruh ekosistem pengelolaan sampah termasuk pengurangan penggunaan plastik, inovasi kemasan, serta pemulihan, daur ulang, dan pengumpulannya sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah. Selain itu, produsen juga dituntut untuk membangun desain kemasan yang mendukung praktik ekonomi sirkular, dimana dapat menjaga fungsi dari kemasan sekaligus mengurangi potensi timbulan sampah serta penggunaan plastik sekali pakai, sebagai contoh kemasan Galon Guna Ulang.

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, mengatakan, terdapat sejumlah inisiasi Danone-AQUA dalam mendukung upaya Pemerintah Indonesia menanggulangi sampah plastik. Antara lain, dalam mengurangi kebocoran sampah plastik di laut, perusahaannya secara konsisten mengimplementasikan pendekatan bisnis yang komprehensif dengan tiga fokus utama yaitu, pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah plastik, edukasi bagi konsumen untuk turut bertanggung jawab atas sampah dan inovasi atas kemasan yang digunakan, termasuk kemasan galon guna ulang.

"Saat ini, 70 persen bisnis Danone-AQUA merupakan produksi air minum dengan kemasan galon guna ulang yang praktinya telah sepenuhnya sirkular," kata Karyanto, dalam diskusi Mengkaji Pemanfaatan Kemasan Galon Guna Ulang dalam Praktik Ekonomi Sirkular yang digelar secara daring, Selasa, 25 Oktober 2022.

Menurutnya, kemasan Galon Guna Ulang AQUA telah digunakan hingga 150 juta masyarakat Indonesia. "Melalui model bisnis guna ulang ini kami berkomitmen untuk dapat menghadirkan produk air minum yang berkualitas sekaligus mengurangi timbulan sampah yang mungkin terjadi," ujarnya.

Karyanto menjelaskan, kemasan Galon Guna Ulang dapat meminimalisir dampak terhadap lingkungan dengan lebih rendah karbon, serta lebih efisien dalam penggunaan air dan plastik. "Dengan pengunaan selama bertahun-tahun oleh konsumen di Indonesia, tanpa disadari galon guna ulang telah membentuk budaya reduce dan reuse di Indonesia,” kata Karyanto.

Adapun, Peneliti Ekonomi Lingkungan, Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI), Bisuk Abraham Sisungkunon, mengatakan, salah satu alasan konsumen memilih galon guna ulang adalah membantu meminimalisir dampak lingkungan. "Riset menyatakan, bahwa tanpa penggunaan Galon Guna Ulang, 7 dari 10 konsumen akan beralih pada penggunaan kemasan sekali pakai. Hal ini akan berpotensi meningkatkan timbulan sampah kemasan sekali pakai hingga 770.000 ton per tahun. Akibatnya, emisi sampah plastik akan bertambah hingga 1.655.500 ton per tahun," ujarnya.

Selain mengurangi dampak terhadap lingkungan, penggunaan Galon Guna Ulang juga berkontribusi positif bagi perekonomian bangsa melalui sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga Rp 460 miliar. Sektor Galon Guna Ulang juga mendorong penciptaan lapangan kerja nasional sebesar 16.732 yang berasal dari 13.316 kesempatan kerja langsung sebagai agen pemasaran produk, pekerja depo, supir truk distribusi hingga potensi penambahan 3.416 lapangan kerja tidak langsung dari sektor industri ini.

Aktivis Lingkungan dari Komunitas Nol Sampah, Wawan Some, mengatakan, pada prakteknya, dirinya sudah memahami bahwa galon guna ulang memiliki kontribusi dalam mengurangi kebocoran sampah plastik di lingkungan. Sebab, dengan mengonsumsi air kemasan galon guna ulang, masyarakat secara tidak langsung menjalankan budaya reuse yang berdampak dalam mengurangi potensi sampah plastik.

"Mungkin kita sama-sama paham, bahwa sampah plastik dapat didaur ulang, namun butuh waktu dan biaya tambahan dalam proses pengumpulan dan penyortiran. Hal ini dikarenakan, industri menggunakan plastik yang berbeda saat membuat kemasan sehingga pengepul perlu memisahkan kemasan sekali pakai, label, dan juga tutupnya. Belum lagi keterbatasan titik pengumpulan, sehingga membuat sampah daur ulang yang harus diangkut berpotensi menyumbangkan emisi karbon," kata dia.

Menurutnya, data dari LPEM UI justru semakin mempertegas bahwa Galon Guna Ulang memberikan kontribusi bagi ekonomi sirkular. “Temuan ini dapat kami jadikan materi edukasi masyarakat dan advokasi pemerintah,” imbuh Wawan.

Ahli kimia, sekaligus pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Ahmad Zainal Abidin memastikan bahwa air mineral kemasan galon guna ulang selain mendukung ekonomi sirkular juga tentunya aman untuk digunakan sebagai kemasan pangan. “Galon Guna Ulang terbuat dari Polycarbonate (PC) yang memiliki performansi baik, dari sisi kekuatan, kimia, thermal serta mekaniknya," kata dia.

Menurutnya, saat ini kemasan galon guna ulang merupakan pilihan yang terbaik dibanding jenis lainnya. "Harus dilihat bahwa kemasan plastik PC yang digunakan pada Galon Guna Ulang telah melalui proses pengolahan yang tentunya memiliki standar yang ketat, sehingga keamanan penggunaanya tidak perlu diperdebatkan lagi, karena telah memenuhi standar food grade dan kemasan yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Dari sisi ilmiah, Zainal melanjutkan, kandungan kimia yang digunakan dalam kemasan pangan merupakan zat prekursor yang sangat aman setelah melalui berbagai proses pengolahan. (*)

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus