Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Mengamalkan Ajaran Bung Karno

PDI Perjuangan menggelar puncak Bulan Bung Karno di Gelora Bung Karno (GBK).

18 Juni 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puncak Bulan Bung Karno akan digelar di Gelora Bung Karno pada Sabtu, 24 Juni 2023. Acara tidak hanya dihadiri kader dan simpatisan PDI Perjuangan, tapi juga masyarakat Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, mengatakan massa dari Sulawesi Utara, Kalimantan Barat dan Papua akan datang dengan kapal laut ke Jakarta. Selama di kapal mereka akan diberikan kursus politik, revolusi mental dan strategi pemenangan pemilu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Hasto, kader dan simpatisan yang ikut dalam kapal tidak hanya menikmati Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. “Tapi, kami juga memaknakan bahwa Pak Jokowi tidak hanya membangun tol, pelabuhan, airport, jalan di desa, kabupaten, provinsi, tetapi konektivitas di laut ini,” ujarnya di Sekolah Partai PDIP, Kamis, 8 Juni 2023. 

Presiden Jokowi menggagas pembangunan tol laut sebagai konektivitas yang menghubungkan dan membuka akses antarpulau di seluruh Indonesia. “Tol laut digambarkan dengan baik, karena itulah kami sengaja mobilisasi dari luar Jawa itu dengan menggunakan kapal laut. Ini menunjukkan Indonesia negara maritim, negara nusantara yang harus kita hubungkan pulau-pulaunya," kata Hasto.

Hasto menjelaskan Gelora Bung Karno dipilih sebagai puncak acara Bulan Bung Karno karena menjadi tempat bersejarah. Tempat yang menggelorakan semangat untuk mewujudkan Games of the New Emerging Forces atau Ganefo di era pemerintahan Bung Karno. 

“Ini merupakan suatu tempat yang sangat monumental yang menggelorakan suatu semangat dan tempat ini sangat bersejarah dan juga melambangkan suatu visi yang begitu besar dari Bung Karno Proklamator dan Bapak Besar Bangsa Indonesia,” ujar Hasto.  

Menurut dia, pada Puncak Bulan Bung Karno akan ada pidato politik dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Presiden Jokowi dan calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo.

Hasto menambahkan Bung Karno merupakan inspirasi bagi rakyat yang "haus" akan rasa keadilan. Kendati sudah meninggal, Presiden RI pertama dan proklamator kemerdekaan tersebut selalu hidup dalam hati dan pikiran rakyat Indonesia melalui ide, aspirasi, dan pemikiran, khususnya bagi rakyat yang tertindas. 

"Walaupun Bung Karno sudah meninggal, seperti yang dikatakannya di akhir hayatnya, ide, pendapat, dan aspirasi tidak bisa dibunuh," ucap Hasto. 

Menurut dia, apa yang dikatakan Bung Karno terbukti. Selama 32 tahun kekuasaan Presiden Suharto, berusaha memutarbalikkan, dan menutupi sejarah dengan tujuan menjauhkan rakyat dari Bung Karno ternyata upaya tersebut sia-sia. "Tetapi kebenaran dan kebajikan selalu menemukan jalannya. Kebenaran selalu mampu mendobrak tembok tebal tirani. Karena itu, kekuatan politik kebenaran akhirnya terbukti," ujarnya. 

Dia menegaskan bahwa Bung Karno selalu hidup dan menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia. "Bung Karno selalu hidup dan menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Inspirasi bagi kaum tertindas yang haus akan keadilan. Inspirasi bagi rakyat kecil yang mendambakan hidup sejahtera,” ucap Hasto.  

PDI Perjuangan menggelar puncak Bulan Bung Karno di Gelora Bung Karno (GBK).

Adapun Bendahara Umum PDI Perjuangan Olly Dondokambey, mengatakan Bulan Bung Karno harus menjadi spirit bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju, mandiri dan berkebudayaan. “Pancasila yang lahir pada 1 Juni, harus diyakini kebenarannya, dipelajari, dimengerti, dan dipahami serta dipraktikkan dalam kehidupan guna tetap kokoh sebagai living ideology,” kata Olly. 

Penghargaan UNESCO

Pengakuan dunia kepada Bung Karno berlangsung hinggi kini. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan arsip pidato Sukarno di Sidang Umum PBB pada 1960 sebagai Memory of the World (MoW) atau Memori Kolektif Dunia. Penetapan tersebut dilakukan pada sidang pleno Executive Board UNESCO pada 10-24 Mei 2023. Arsip pidato Presiden pertama RI tersebut berjudul “To Build the World a New”. 

Duta Arsip Nasional Republik Indonesia Rieke Diah Pitaloka, mengatakan saat ini terdapat tiga arsip penting yang disebut sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20 yang telah ditetapkan sebagai MoW. Tiga arsip tersebut, yakni arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung, arsip Gerakan Non-Blok Pertama di Beograd pada 1961 dan arsip pidato Presiden Sukarno di Sidang Umum PBB pada 1960.

Menurut Rieke, ketiga arsip tersebut merupakan kapital simbolik bagi Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik saat ini dan masa mendatang. "Serta pengingat untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa yang bertujuan bagi kepentingan nasional Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang terlibat dalam perjuangan perdamaian dunia," kata dia. 

Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah, Bung Karno dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada 1960 mencetuskan manifesto intelektual, politik dan ideologi yang bersifat internasional. “Bahwa dunia harus dibangun kembali. Pembangunan dunia kembali disebabkan oleh bangkitnya kemerdekaan di negara Asia-Afrika, sebagai perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme,” ujarnya. 

Menurut Basarah, saat itu Bung Karno mengajak untuk membangun dunia kembali didasarkan pada Pancasila. Bung Karno mengenalkan dan menawarkan Pancasila sebagai ideologi internasional. “Kita seperti menyaksikan kembali api Pancasila yang Bung Karno pidatokan pada 1 Juni 1945 di sidang BPUPK,” ungkapnya. 

Dia menambahkan, dalam pidatonya Bung Karno menyampaikan argumentasi mengapa setiap negara perlu mengadopsi Pancasila sebagai ideologi kenegaraannya. “Bung Karno membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya bersifat nasional keindonesiaan, tetapi universal dan internasional. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah nilai universal, kemanusiaan universal, nasionalisme universal, demokrasi universal dan keadilan sosial universal,” ujarnya. 

Khusus nasionalisme, kata Basarah, Bung Karno menjelaskan bahwa nilai ini universal. “Sebab nasionalisme dianut oleh semua negara modern.”

Menurut Basarah, tidak hanya menjelaskan Pancasila sebagai ideologi universal dan internasional, Bung Karno mengusulkan kepada Sidang Umum PBB, agar Pancasila dimasukkan ke dalam Piagam PBB. “Usulan tersebut mendapatkan sambutan meriah dari para pemimpin dunia. Sambutan itu menunjukkan bahwa Pancasila diakui oleh dunia sebagai nilai-nilai yang bersifat universal,” ujarnya, Rabu, 24 Mei 2023. 

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus