Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
H.Lalu Pathul Bahri, Bupati Lombok Tengah Periode 2021-2024 memiliki harapan besar terhadap generasi muda. Dengan jumlah usia muda 60 persen dari total populasi 273 juta, potensi Indonesia menjadi negara maju sangat terbuka lebar selama pembangunan sumber daya manusia (SDM) berada pada jalur yang tepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita punya potensi SDM muda yang luar biasa. Diharapkan anak-anak muda jadi generasi pengganti yang unggul dan akhirnya kita berhasil meraih Indonesia Emas 2045,” ujarnya kepada Tempo saat ditemui di sebuah hotel di Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyadari potensi tersebut, Pathul mengedepankan visi “Bersatu Jaya” dalam membangun Kabupaten Lombok Tengah. “Bersatu Jaya” merupakan akronim dari Beriman, Sejahtera, Bermutu, Maju, dan Berbudaya.
Kata “Beriman” menempati posisi terdepan, menurut Pathul, karena pentingnya spiritual dijadikan landasan pokok dalam pembangunan. Spiritual bukan sekadar keimanan dan ketaatan beragama, tetapi sebagai pondasi untuk kemudian dikembangkan ke berbagai bidang.
Spiritual inilah yang melebur dalam salah satu misi Pathul, Loteng (Lombok Tengah) Cerdas Lan Unggul, yakni mencetak pemuda-pemudi unggul.
“Kami menyekolahkan anak yatim terutama penghafal Quran (hafiz) memakai dana non-APBD, bekerja sama dengan beberapa universitas antara lain Universitas Mataram, Universitas Al Azhar, Universitas Dr. Sutomo, Universitas Veteran Jakarta, dan sekarang sedang kami jalin juga dengan Universitas Ahmad Yani,” tuturnya.
Para penghafal Quran yang berasal dari golongan ekonomi lemah tersebut, mendapat insentif uang kuliah hingga lulus. Tahun ini ada lima hafiz yang dikirim kuliah kedokteran. Sedangkan lima berikutnya bersiap kuliah kedokteran ke Universitas Al-Azhar Mataram, sehingga melengkapi target Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Pemkab Loteng) untuk menyekolahkan 10 hafiz per tahun.
“Mereka kan begitu mudah menghafal 6.666 ayat Al Quran dan khatam. Apalagi belajar ilmu kedokteran,” ucap bupati kelahiran 1969 itu. “Terbukti saat hasil ujian (masuk), dosen penguji terkejut dengan nilai yang didapat. Grade mereka tinggi.”
Saat calon-calon dokter tersebut lulus, Pemkab Loteng mewajibkan mereka mengabdi di dusun-dusun Lombok Tengah. “Kami sudah menyiapkan tanah, akan kami bangun klinik dan mereka harus melayani di sana.”
Di klinik-klinik tersebut, anak yatim dan waga miskin dapat berobat secara gratis. Hal ini sesuai misi Pathul lainnya sebagai bupati, yakni “Loteng Trasne” yang salah satunya membantu anak yatim. Implementasi lainnya dari misi ini adalah pemberian santunan Rp 100 ribu per orang dan paket sembako secara berkala kepada 12.026 anak yatim se- Loteng.
“Di tiap kelurahan dan desa kami tempatkan satu petugas yang mendata jumlah anak yatim, jadi datanya tepat dan selalu up-date,” kata Pathul.
Kemudian, terkait dana non-APBD untuk menyekolahkan para penghafal Quran ke perguruan tinggi, Pathul mewajibkan setiap aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Loteng mengeluarkan sedekah, minimal Rp 5.000/seikhlasnya.
“Dari hasil sodaqoh tersebut, setiap bulan kami dapat Rp 135 juta sampai Rp 140 juta. Dan, dalam 11 bulan terakhir kita kumpulkan Rp 2.050.000.000. Inilah yang jadi sumber biaya kuliah anak-anak itu,” kata Ketua PC NU Loteng tersebut.
Hasil uang sedekah tersebut kemudian dikelola melalui lembaga khusus. Pathul telah mendirikan Yayasan Peduli Yatim dan Dhuafa Tersenyum. Awalnya, ketua yayasan adalah bupati. Karena terbentur aturan, akhirnya Sekretaris Daerah yang ditunjuk.
“Bupati Loteng ya, bukan nama saya, Lalu Pathul Bahri. Sebenarnya bisa saja pakai nama saya sendiri supaya nanti jadi ladang bisnis setelah tidak menjabat. Tapi saya nggak mau, karena ingin program ini berlanjut terus, maka itu bupati jadi ketua yayasan. Karena tidak bisa, maka Sekda yang ditunjuk. Periode berikutnya akan beralih ke Sekda selanjutnya.”
Ia kemudian bercerita musabab perhatian yang besar terhadap penghafal Quran dan anak yatim. Pertama, mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW yang sangat mengasihi anak yatim. “Ada sebuah hadis (HR. Bukhari) bahwa Nabi berkata, ‘Aku dan orang yang memelihara anak yatim itu akan masuk surga seperti ini,’ kemudian nabi memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah,” ucapnya.
Ada pula hadis berikutnya (Musnad Ahmad) yang menyatakan bahwa siapa pun yang mengusap kepala anak yatim, maka setiap rambut yang ia usap memperoleh satu kebaikan.
Hadis di atas kerap dikaitkan dengan 10 Muharram. Tak heran, Muharram juga dikenal sebagai Bulan Anak Yatim. Pemkab Loteng, ujar Pathul, menjadikan tanggal tersebut sebagai peringatan. Ia mengeluarkan peraturan bupati, bahwa 10 Muharram merupakan Rahman Rahim Day.
Kedua, sesuai amanat UUD 45 Pasal 34 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. “Jadi, inilah yang sekarang kami lakukan, walau mungkin kecil tetapi berupaya membantu amanat itu terlaksana. Semua program ini agar para yatim dan orang miskin mendapatkan kesetaraan, bisa mengenyam pendidikan tinggi dan membantu membangun Lombok Tengah, yang nanti akhirnya ikut mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045,” kata Pathul.
Alasan ketiga, Pathul bercerita masa kecilnya, anak petani dari keluarga miskin. Ia harus mencari ubi jalar untuk makan. Beranjak remaja mencari uang di pasar. “Saya panggul-panggul barang jadi kuli,” kata dia.
“Saya nggak mau anak-anak Loteng mengalami nasib seperti itu. Karena itulah, berbagai upaya kami lakukan agar generasi penerus ini bisa lebih berdaya, lebih hebat, jadi generasi unggul yang membawa Indonesia jadi negara maju,” tuturnya.
Selain kepada anak yatim, Pathul juga memperhatikan kesejahteraan marbot dan guru ngaji. Jumlah marbot yang mendapat insentif sebanyak 1.642 orang dengan total insentif Rp 3.309.600.000. Sedangkan guru ngaji sebanyak 500 orang dengan total insentif Rp 300.000.000.
Demikian pula, tersedia asuransi kesehatan pada Tuan Guru dan pemuka agama. Insentif ini berupa Kartu Maik Meres yang sudah dibagikan kepada 327 tuan guru/tokoh agama lain dengan fasilitas VIP di RSUD Praya.
Membangun Infrastruktur dan Pelayanan
Kabupaten Lombok Tengah beberapa tahun terakhir menjadi magnet pariwisata baru Indonesia berkat kehadiran Sirkuit Internasional Mandalika. Berbagai ajang otomotif internasional digelar, mulai dari Superbike hingga MotoGP.
Wisatawan lokal dan mancanegara yang datang menyaksikan ajang tersebut juga dimanjakan dengan wisata alam memukau. Sebut saja di antaranya Pantai Kuta Lombok, Pantai Seger Kuta Lombok, Sade Village, hingga Pantai Tanjung Aan.
Pemkab Loteng berupaya memastikan akses ke seluruh lokasi wisata menjadi mudah. Salah satu cara melalui penyediaan infrastruktur jalan. Menurut data Pemkab Loteng, sepanjang periode pemerintahan Lalu Pathul Bahri, panjang jalan Kabupaten Loteng mencapai 809,879 km, terbagi menjadi 274 ruas di seluruh kabupaten. “Seluruhnya masuk kriteria Kondisi Mantap 80,04 persen. Kita sedang kejar, semoga tahun depan bisa 100 persen semua jalan sudah hotmixed,” kata Pathul.
Infrastruktur selanjutnya, Pemkab Loteng sepanjang 2022 telah membangun 15 fasilitas olahraga yang tersebat di 12 kecamatan. Kemudian membangun SPAM Mandalika, pembangunan sistem irigasi primer, irigasi sekunder, dan irigasi tersier.
Adapun di sektor telekomunikasi, pembangunan Pembangunan Base Transceiver Station (BTS) sebanyak 326 titik menara komersil, Menara bhakti Kominfo 4 titik dan bantuan akses internet 115 titik.
Bupati Lalu Pathul Bahri memberi perhatian besar pada pendidikan dan kesejahteraan anak yatim.
Sedangkan demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemkab Loteng memiliki layanan adminduk berbasis IT, pajak daerah online, dan penerapan tandatangan digital. ada pula Mal Pelayanan Publik dengan total 160 jenis pelayanan (perijinan dan non-perijinan).
Satu program peningkatan pelayanan yang patut menjadi inspirasi daerah lain yakni, bantuan sepeda motor untuk kepala dusun dan kepala lingkungan. Saat ini telah 100 persen atau 1.864 unit yang dibagikan.
“Mengapa kami beri motor? Karena kondisi geografis Loteng yang berbukit dan lembah. Warga dusun menyebar. Kalau kepala dusun pakai motor akan lebih cepat memberi pelayanan kepada masyarakat,” tutur Pathul.
“Ingat, kami ini, pejabat, pemerintah, ASN, adalah pelayan masyarakat. Tugasnya melayani. Dengan pelayanan yang unggul dan transparan, masyarakat semakin cepat maju. Inilah fungsi penting kita sebagai anak bangsa, mengisi kemerdekaan dengan sebaiknya.”