Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Kabupaten Trenggalek mendapatkan penghargaan dari Anugerah Universitas Indonesia (UI) GreenCityMetric 2024. Kabupaten yang berada di Jawa Timur ini mendapatkan penghargaan Kota Peserta Baru Terbaik dalam Upaya Keberlanjutan yang diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri, Amran dan Kepala UI GreenMetric, Riri Fitri Sari di Balai Sidang UI, Depok, Kamis, 8 Agustus 2024.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, baru perdana mengikuti ajang ini. Sebelumnya mereka belum mengetahui jika UI memiliki penghitungan terkait Kota Hijau. Selama ini, wilayahnya banyak bekerja sama dengan kampus-kampus di Jawa Tengah maupun Timur. Mereka belum pernah bekerja sama atau mendapatkan pendampingan dari UI.
“Begitu kita tahu, kita berusaha menchallenge diri,” kata bupati yang akrab disapa Gus Ipin ini kepada Tempo usai menerima penghargaan.
Gus Ipin mengatakan dengan mengikuti ajang ini dia ingin mengetahui benchmark yang selama ini ditetapkan apakah sudah dilaksanakan. “Kalau kita mendapatkan laporan dari orang-orang sendiri, laporannya bagus-bagus. Kalau ini lebih objektif. Ternyata begitu dihitung, kami langsung masuk.”
Dia meyakini, jika dilihat dari para pemenang, Trenggalek masuk dalam dua atau tiga besar. Hal itu dikarenakan dari 10 kabupaten/kota yang mendapatkan penghargaan Berkelanjutan Terbaik, hanya satu kabupaten yang mendapatkan penghargaan yakni Kabupaten Wonogiri. Sisanya merupakan kota yakni Kota Jambi, Kota Medan, Kota Salatiga, Kota Banjarbaru, Kota Pariaman, Kota Semarang, Kota Blitar, Kota Madiun, dan Kota Kediri.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin (kiri) menerima penghargaan dari Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri, Amran dan Kepala UI GreenMetric, Riri Fitri Sari di Balai Sidang UI, Depok, Kamis, 8 Agustus 2024. TEMPO/Fifi
“Jadi ini satu apresiasi, Saya enggak menyangka ternyata peserta terbaru itu juga dinotice UI,” ucap dia. Penghargaan ini, kata Gus Ipin, akan menjadi penyemangat bagi seluruh masyarakat Trenggalek agar dapat lebih aware lagi dengan isu-isu sustainability atau keberlanjutan.
Sementara itu, Gus Ipin mengakui, dari awal dia memimpin Trenggalek pada 2019, salah satu indikator kinerja utama adalah menetapkan indeks Kota Hijau. “Selama ini kita juga selalu mengukur indikator dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan juga melalui Sekretariat SDGs yang ada di Trenggalek.”
Dalam membangun Kota Hijau, kata Gus Ipin, yang paling penting adalah community engagement. “Makanya masyarakat kita ajak untuk ikut berperan aktif lewat gerakan atau program seperti Adipura Desa.” Bahkan, lanjut dia, untuk kawasan urban, terdapat juga Adipura RT.
Adipura Desa merupakan salah satu upaya skema fiskal ke desa dari Pemkab Trenggalek. “Desa yang mendapatkan juara karena mau melestarikan lingkungan hidupnya, menjaga air, kualitas udara, dan lainnya diberi hadiah hingga Rp400 juta.”
Saat ini, lanjut Gus Ipin, desa-desa yang ada di Trenggalek bergotong royong membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH). “Mereka sekarang punya bank-bank sampah, bahkan mereka ada yang bikin literasi bayar pajak PBB dari hasil pengelolaan sampah yang direcyle, sehingga menjadi pendapatan ekonomi.”
Menurut dia, ketika desa-desa menjadi bersih maka dapat naik tingkat menjadi desa wisata. Di wilayahnya terdapat dua desa yang berhasil masuk dalam 50 terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia. Selain itu, terdapat juga desa-desa yang digunakan untuk lokasi syuting film. “Tentunya ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar dia. “Ini yang kita maksud dengan ekonomi dan ekologi harus jalan beriringan,” tambah dia.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin atau Gus Ipin (kiri) saat menghadiri acara Anugerah Universitas Indonesia (UI) GreenCityMetric 2024 di Balai Sidang UI, Depok, Kamis, 8 Agustus 2024. Tempo/Fifi
Gus Ipin, juga mengingatkan perlunya peduli dengan Pasar Karbon Sukarela (voluntary carbon market), pasar karbon dengan perdagangan karbon, dan juga kegiatan mengurangi jejak karbon (carbon offset) yang telah menjadi perhatian negara-negara dunia. “Seharusnya Indonesia regulasinya mengarah ke sana.”
Menurutnya, kota-kota yang polutif, banyak industri, semestinya memberikan insentif kepada kabupaten/kota yang menyiapkan oksigen dengan hutan-hutan yang dimilikinya. “Jika semua kota/kabupaten ingin mengeruk hasil buminya, lalu siapa yang jaga pohonnya? Itu yang kita dorong.”
Gus Ipin bersyukur wilayahnya sudah peduli dengan hal-hal itu. di Kabupaten Trenggalek mereka memiliki BUMD yang salah satu lini usahanya adalah perdagangan karbon. “Dan kita sudah bisa listing di Indonesia Carbon Index juga,” katanya.
Dia pun berharap, Langkah yang telah dilakukan Pemkab Trenggalek dapat memberikan semangat untuk masyarakat. “Dan akhirnya Indonesia bisa menjadi leading di praktek baik sustainable development.”
Wakil Kepala UI GreenMetric, Junaidi mengatakan untuk kinerja kota/kabupaten berkelanjutan tahun ini ada peningkatan. Dari yang sebelumnya terdapat peserta dari 58 kota/kabupaten, tahun ini menjadi 64 kabupaten/kota yang mendapatkan penilaian UI GreenCityMetric 2024. “Ini menunjukkan mulai menyadari pentingnya keberlanjutan di kota/kabupaten masing-masing,” kata dia.
UI GreenCityMetric 2024 membagi tiga kategori yakni kelompok Unggul, Kategori Baik, dan Kategori Baik Sekali. “Beberapa kota sudah menunjukkan hasil baik dan baik sekali,” kata dia. Adapun indikator yang menjadi perhatian antara lain perubahan iklim, tata kelola limbah, tata kelola air, transportasi/akses/mobilitas, dan tata pamong. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini