Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

iklan

Pilih Provider Malaysia di Perbatasan

Masyarakat di Desa Temajuk, Kabupaten Sambas, memilih provider Malaysia daripada Indonesia. 

3 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mak Romi, penjual makanan di perbatasan Indonesia-Malaysia, Dusun Sempadan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, menggunakan provider dari Malaysia. "Banyak warga disini menggunakan provider Malaysia, kalau dari Indonesia susah dapat sinyal," kata dia, Jumat, 1 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Mak Romi, sinyal seluler dari operator Indonesia masuk ke wilayah perbatasan. “Tapi sinyalnya tidak kuat,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menceritakan bagaimana lamban alias leletnya menggunakan provider dari Indonesia. "Lama sekali untuk internetan, WhatsApp juga lama. Telepon juga tidak bisa. Jadi kami menggunakan dari Malaysia karena sinyal kuat,” kata perempuan berusia 50 tahun ini.

Mak Romi berharap, pemerintah memperhatikan akses internet di wilayah perbatasan. "Sudah minta berapa kali dibangun BTS, tapi tidak juga dibangun, akhirnya kami pakai saja provider Malaysia,” tuturnya. 

Meski menggunakan penyedia jasa internet dari Negeri Jiran, Mak Romi menginginkan menggunakan layanan dari perusahaan nasional. “Karena kami warga negara Indonesia," ujarnya.

Warga lainnya, Sarah, 19 tahun, sudah tiga tahun menggunakan provider Malaysia. "Karena kalau pakai dari Indonesia tidak ada harapan," ucapnya.

Sarah menggunakan akses internet dari Malaysia lantaran di kampung halamannya, Dusun Sempadan, sinyal seluler hampir tak ada. Kalau pun ada timbul tenggalam. 

Dia akan kembali menggunakan provider lokal ketika kembali ke Pontianak, Kalimantan Barat. "Setelah menikah tinggal di Pontianak,” tuturnya. 

Tidak hanya masyarakat di Dusun Sempadan. Warga di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Dusun Aruk, Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, kebanyakan menggunakan provider dari Malaysia. 

Selain warga, kantor pemerintah seperti Badan Nasional Pengelola Perbatasan di Pos Lintas Batas Negara Aruk mengunakan wifi dari provider yang menginduk ke Malaysia. "Kami menggunakan swasta untuk akses internet, pernah pakai dari Indonesia tapi jaringannya, aduh sulit sekali,” kata Staf Sub-Bidang Keamanan dan Kebersihan Pos Lintas Batas Negara Aruk, Ivan Stefen Nge, di kantornya, Jumat, 1 Desember 2023. 

Stefen menjelaskan penggunaan akses internet untuk pengurusan imigrasi di wilayah perbatasan tidak boleh terhambat. Pos Lintas Batas Negara Aruk menjadi pintu masuk dan keluar orang dan kendaraan dari dan ke Malaysia. "Server imigrasi online seluruh Indonesia, kalau aksesnya sulit bagaimana?,” ujarnya. 

Yang menarik, kata Stefen, setiap kali menggunakan provider dari Indonesia terkadang kena roaming. "Pulsa habis, paket data habis, sinyal Malaysia lebih kuat di sini,” ucapnya. 

Akibat roaming seluler, ucap Stefen, berujung pertengkaran keluarga. "Dulu, banyak teman-teman yang tugas disini berantem dengan istrinya karena roaming. Padahal teman-teman setengah mati mencari sinyal, tapi dicurigain mengapa ponsel mati dan lain sebagainya," ujarnya sembari tertawa. 

Untuk menghindari pertengkaran keluarga, para petugas lintas batas kini menggunakan dua provider. "Satu Indonesia, satu Malaysia, jadi ketika roaming harus ganti," kata Stefen. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus