Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semangat Melakukan Perubahan

Memimpin Badan Pengawas Obat dan Makanan Sejak 2016. Beragam Program dan Perubahan Dilakukan.

21 Mei 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Memimpin Badan Pengawas Obat dan Makanan Sejak 2016. Beragam Program dan Perubahan Dilakukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah ikon menarik terlihat ketika memasuki area kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Percetakan Negara, Jakarta. Ikon berbentuk mikroskop itu, terlihat mencolok dengan warna merah. Di bawah mikroskop terdapat keanekaragaman hayati tanaman obat, dilambangkan dengan daun kelor, buah noni, dan lidah buaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanaman dan mikroskop itu berada di wadah yang ditopang dengan semacam tongkat yang dililit seekor ular, lambang yang umum digunakan dunia kesehatan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains, arts, strength, karya seni ikon BPOM ini menjunjung prinsip sains, keindahan, dan kekuatan,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito pada Mei 2023

Penny memimpin BPOM sejak 2016 hingga sekarang. Selama ini menjadi orang nomor satu di lembaga pemerintah ini, dia mengalami proses perubahan. “Karena proses yang saya alami selama di BPOM, salah satunya harus kuat menghadapi hantaman. Ketika kami ditekan, kami harus buktikan dengan data dan sains. Perempuan Indonesia harus kuat,” ujar ibu empat anak ini

Ikon baru itu, hanya sebagian kecil dari perubahan yang dilakukan Penny di BPOM. Dia mengingat kembali saat Presiden Joko Widodo menugaskan dirinya memimpin BPOM yang bukan berlatar belakang kesehatan atau farmasi

“Pak Jokowi itu melihat Saya dari aspek kepemimpinan, aspek kebijakan publiknya. Pesan Pak Jokowi jelas, saya ditugaskan untuk melakukan perubahan di BPOM. Sektor publik sedang Reformasi termasuk BPOM,” kata Penny.

Kepada Penny, Jokowi mengatakan banyak yang mempertanyakan memilihnya sebagai Kepala BPOM karena latar belakang pendidikan bukan dari bidang obat dan makanan. “Tapi, yang saya tuntut dari Anda adalah dari aspek kepemimpinan dan manajemen’,” tutur Penny mengulang kembali perkataan Jokowi

Dia merunut kembali bagaimana dirinya bisa mencapai posisi sampai saat ini. Semua yang telah dilakukan sebelumnya justru menjadi modal dirinya untuk menjadi pemimpin

Sedari kecil, Penny memiliki ketertarikan melakukan perubahan besar. Perempuan yang menggeluti olah raga karate, tenis, renang, yoga, senam aerobik dan sempat mengikuti forest rock Zhang Zhuang Qigong course ini memiliki keinginan untuk membangun bangsa sejak remaja

“Saat SMP Saya kagum sekali dengan Bung Karno, bukan hanya karena cakep tapi karena perjuangannya,” kata dia. Semua buku perihal Bung Karno dia baca. Begitu juga dengan buku-buku tentang R.A Kartini

Nah, esensi Saya itu ada untuk melakukan sesuatu. Akhirnya dikaitkan. Dan itu yang selalu Saya lakukan,” kata Penny.

Penny menyelesaikan studi sarjana di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Lingkungan ITB. Menurut dia jurusan tersebut masih terkait dengan bidang kesehatan. “Dulu teknik penyehatan, ada environmental and sanitary engineering. Saya masuk ke situ karena terkait dengan kesehatan.”

Dia sempat terkejut karena ilmu yang didapat berbeda dari bayangannya. “Ternyata beda banget. Karena teknik penyehatan itu membangun gedung-gedung yang terkait air, mengolah air menjadi air bersih, mengolah air bersih untuk menjadi air minum, dan sebagainya,” tuturnya.

Selepas kuliah di ITB, Penny mendapat tawaran beasiswa hingga jenjang doktor bidang rekayasa genetik. Syaratnya, dia harus bersedia menjadi dosen di almaternya. “Saya sepertinya tidak bisa menjadi dosen. Saya ingin masuk ke ruang publik. Meskipun saat itu belum paham ruang publik itu apa dan ingin melakukan perubahan,” ucapnya

Penny memilihbekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 1990. Di sinilah dia melakukan aksi reformasi, melakukan perubahan. “Saya menjadi pegawai yang berbeda. Ditempatkan di unit-unit kerja yang berbeda, Saya selalu melakukan perubahan.”

Setelah menyelesaikan S2 dan S3 di Amerika Serikat, Penny pernah menjabat Direktur Pembangunan  dan Pedesaan Deputi Bidang Regional dan Otonomi Daerah Bappenas, Direktur Lingkungan Hidup Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dan Inspektur Bidang Kinerja Kelembagaan Inspektorat Utama. Kemudian Direktur Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan, Pejabat Fungsional Perencana Utama pada Tim Analisa Kebijakan Pembangunan

Pertemuan dengan Jokowi pada saat Penny mewakili Bappenas menjadi Anggota Komisi Nasional Perumusan Agenda Pembangunan Pasca MDG. Saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta dan mewakili pemerintah provinsi sebagai pembicara terkait tujuan pembangunan milenium.

Selama menjadi birokrat, dia mengaku tidak pernah meminta posisi atau jabatan. Penny selalu menyampaikan gagasan-gagasan perubahan kepada atasan dan lembaga. “Sewaktu menjadi eselon dua, terkadang gagasan saya mental oleh atasan yang eselon satu. Saya menunggu. Saya berdoa kepada Tuhan, yang bisa menerima gagasan perubahan saya adalah pimpinan tertinggi dari negeri ini,” ujarnya

Dalam membangun BPOM, Penny mengakui institusi tersebut tidaklah statis. Manusia, teknologi, ilmu pengetahuan terus berkembang. BPOM harus terus melayani dan melindungi masyarakat serta industri

Dia mengakui untuk melakukan perubahan dibutuhkan anggaran dan sumber daya manusia yang mumpuni. Yang bisa dilakukan adalah mengubah kualitas dan kuantitas sumber daya BPOM. “Kami juga harus memperbaiki kompetensinya serta aspek mindset untuk melayani publik.”

BPOM, kata dia, harus mencari cara untuk mempercepat pelayanan dengan mempermudah proses pemberian izin. Namun, di satu sisi harus terus menjaga produk, keamanan, kualitas, dan manfaat dari obat dan makanan. Karena produk yang diedarkan sangat dekat dengan manusia, kesehatan, dan jiwa

“Jadi, produk komoditas yang diawasi oleh BPOM sangat esensial. Tapi kita harus melindungi masyarakat tetapi juga harus melindungi dunia usaha. Ada dua hal. Berat BPOM ini,” kata Penny. 

Menurut dia, seorang pemimpin harus menguasai semua aspek dalam organisasi, manusia, anggaran, sarana prasarana dan program yang dibangun. “Alhamdulillah Saya pernah bekerja di Bappenas. Jadi konsep pembangunan, kegiatan, program bisa Saya kerjakan, hasilnya pun efisien dan efektif,” kata perempuan kelahiran 9 November 1963

Selama kepemimpinan Penny, BPOM mampu membuktikan menjadi lembaga otoritas regulator obat dan makanan yang diakui di dalam dan luar negeri. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai menjadikan BPOM sebagai “Future Reference” dalam bidang pengawasan obat dan makanan

“WHO menjadikan Indonesia untuk menjadi tempat training dari negara-negara lain yang ingin mengetahui cara meregulasi obat dan makanan,” tuturnya

BPOM juga menjalin kerja sama dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk memasukkan produk pangan untuk dikonsumsi jemaah haji dan umroh. “Kami juga membantu ketika produk-produk makanan dari Indonesia sulit masuk ke Saudi Arabia karena tidak ada izin dari BPOM Saudi

Penny berharap sumber daya manusia BPOM meningkat kompetensinya hingga jenjang S3. “Harapannya ke depan BPOM masih bisa mandiri, artinya kepentingan lain dilarang masuk,” ujar kata perempuan yang hobi hiking maupun diving ini.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus