Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sukses Petani Buah Naga Banyuwangi Berkat Listrik PLN

Kemudahan jaringan listrik dan penerapan electrifying agriculture meningkatkan omzet para petani buah naga di Banyuwangi.

5 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Program Electrifying Agriculture yang digagas PLN sukses mendukung peningkatan produktivitas petani buah naga di Banyuwangi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PT PLN (Persero) sukses mendukung peningkatan produktivitas petani buah naga melalui program electrifying agriculture. Kelompok Petani Buah Naga (Panaba) Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi salah satu kelompok petani yang merasakan manfaat program ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keberhasilan para petani buah naga di Banyuwangi ini tidak terlepas dari peran Edy Purwoko, Ketua Panaba yang menginisiasi penerapan electrifying agriculture kepada rekan-rekannya. Edy rutin mengedukasi para petani memanfaatkan penggunaan lampu untuk meningkatkan produktivitas buah naga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kegigihan dan komitmen meningkatkan produktivitas pertanian, membuahkan hasil. Edy diganjar penghargaan Electrifying Heroes Silver Apreciation dalam ajang penghargaan Wirausaha Tangguh 2021 yang digelar PLN.

Edy merupakan salah satu generasi awal petani di Banyuwangi yang membudidayakan buah naga. Dari penuturannya, tanaman buah naga masuk sekitar 2009.

Perlahan namun pasti, segar dan ranumnya buah naga mulai membuat kesengsem masyarakat. Namun, di saat permintaan terus tumbuh, produktivitas tanaman buah naga masih rendah sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar.

Bertahun-tahun membudidayakan buah naga, Edy dan beberapa petani lain menemukan satu fenomena, tanaman buah naga yang berdekatan dengan lampu lebih produktif dan kerap berbuah di luar musim. Entah itu lampu di teras rumah, pekarangan, maupun lampu penerangan jalan.

Dari temuannya tersebut, 2014 Edy dan sejumlah petani melakukan percobaan pada 2014. Mereka memasang lampu di kebun-kebun yang berdekatan dengan aliran listrik. "Terbukti, terang lampu itu meningkatkan produktivitas tanaman buah naga. Di antaranya, memperpanjang durasi masa panen," papar Edy.

Alhasil, produktivitas buah naga meningkat dari 14 ton menjadi 26 ton per hektare. Pendapatan bertambah dari Rp 42 juta menjadi Rp 390 juta per hektare per tahun. "Ini termasuk buah naga yang berbuah di luar musim, dengan harga rata-rata tahunan Rp 10 ribu per kilogram," kata Edy.

Melihat percobaannya sukses, petani lain pun mulai memasang lampu di kebun yang jauh dari aliran listrik PLN, meski mahal. Sebab, lampu di kebun terbukti meningkatkan produktivitas nyaris dua kali lipat, dan tak kalah pentingnya, berbuah di luar musim sehingga harganya tinggi.

“Petani di Banyuwangi itu dikenal sebagai petani wani, pemberani. Berani modal asal hasilnya setimpal. Di kampung saya ini ada empat gardu induk, itu khusus untuk penerangan lampu di kebun,” ujarnya.

Edy kini memiliki tujuh hektare lahan buah naga. Enam hektare di antaranya telah menerapkan penerangan lampu secara intensif. Hasil penjualan per tahun mencapai miliaran rupiah.

Melihat antusiasme petani untuk menerapkan electrifying agriculture, PLN merespons dengan memasang jaringan khusus untuk para petani. Berawal dari Kecamatan Purwokarjo, intensifikasi pertanian buah naga itu kemudian berkembang hingga ke kecamatan lain dan terus meluas hingga saat ini.

Pembangunan jaringan disusul dengan penerapan electrifying agriculture lainnya, seperti pengairan. Sebelumnya, petani menggunakan mesin pompa air berbahan bakar diesel sehingga kebutuhan biayanya cukup tinggi yaitu sekitar Rp 8,9 juta per bulan. “Kini setelah menggunakan listrik PLN, biaya yang dikeluarkan hanya Rp 4,6 juta per bulan," kata dia. 

Edy menambahkan migrasi alat pertanian ini membuat petani lebih hemat dan tetap produktif. Kini, total produksi buah naga di Banyuwangi meningkat dari 19.068 ton menjadi 98.436 ton per tahun. "Kami berharap kolaborasi PLN dan para petani tidak berhenti sampai di sini saja, tetapi semakin erat dan menguntungkan karena membuat petani maju dan sejahtera," ujarnya.

Saat ini, Edy rutin memberikan pembinaan terkait bagaimana cara meningkatkan produktivitas buah naga. Seperti cara merawat tanaman buah naga maupun cara menggunakan lampu pada saat di luar musim.

Dia juga aktif menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan sharing session tentang pertanian buah naga. Ilmu tentang buah naga dapat tersebar luas di kalangan petani, terutama petani milenial.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, mengatakan PLN mendukung pengembangan sektor pertanian modern melalui electrifying agriculture. Program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi sehingga bisa mendongkrak kesejahteraan para petani.

"Kami mendukung dengan memberi kemudahan pemasangan jaringan listrik. Kami berharap program ini juga dapat mendukung target pemerintah dalam mencapai swasembada pangan," kata Agung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus