Antisipasi Dinas SDA DKI Hadapi Krisis Air

INFO NASIONAL – Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum memastikan, jajarannya telah mengantisipasi krisis air yang dapat terjadi selama musim kemarau 2024.

Ika menuturkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan surat kesiapsiagaan kekeringan sejak awal tahun yang menjadi perhatian semua daerah di Indonesia. 

“BMKG juga telah merekomendasikan sejumlah langkah antisipasi untuk musim kemarau tahun ini, di antaranya dengan memenuhi penampungan danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan,” kata Ika.

Selain langkah mitigasi melalui penampungan air di waduk, embung, dan sebagainya, Dinas SDA juga mengantisipasi krisis air yang kerap terjadi di wilayah utara dan barat Jakarta. Saat ini, terdapat 12 mobil tangki air yang bersiaga, juga lima Instalasi Pengelolaan Air (IPA) mobile, serta 22 kios air yang tersebar di Kota Administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat. “Dinas SDA siap menyalurkan, jika masyarakat membutuhkan suplai air bersih,” ucap Ika.

Ia pun menegaskan, Dinas SDA akan terus berkoordinasi dengan BMKG untuk mendapatkan informasi terkini terkait kondisi cuaca dan iklim terbaru, termasuk musim kemarau pada 2024 ini.

Pada awal Juni, dilaporkan terjadi krisis air di Pademangan, Jakarta Utara. Mengetahui masalah ini, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono telah memerintahkan pengiriman mobil tangki untuk memasok kebutuhan air bersih.

Menurut Heru, sedang ada proyek pembangunan jalan tol di Pademangan dan imbasnya terjadi krisis air di sejumlah lokasi. “Tapi kan sudah ditangani, kirim mobil tangki,” ujarnya pekan lalu.

Permasalahan krisis air juga menjadi perhatian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta. Pada akhir Mei silam, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono meminta Pemprov DKI segera mengatasi permasalahan ini. Ia mensinyalir, terdapat 18 kelurahan di Jakarta Barat yang mengalami kekeringan. Menurutnya, mempercepat pembangunan reservoir komunal atau tandon air ukuran besar dapat mengatasi krisis air di 18 kelurahan itu. 

Sejatinya, Dinas SDA tidak bekerja sendirian untuk menyediakan air bersih bagi warga Jakarta. Ika menyebutkan, kolaborasi dengan PAM Jaya terus berjalan. Berdasarkan data PAM Jaya, hingga tahun 2022 tercatat, layanan penyediaan air bersih sudah mencapai 65,85 persen di seluruh wilayah Jakarta, dengan jumlah pengguna layanan sebanyak 900.000 lebih. 

“Targetnya, pada 2030 mendatang, cakupan pelayanan air bersih dapat mencapai 100 persen dengan kapasitas 2,8 juta meter kubik air per hari,” ungkap Ika.

Ia bersyukur, Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum di Bali pada 18-25 Mei 2024. Ika menjabarkan, setidaknya ada dua poin penting yang dapat dipelajari dari kegiatan tersebut. 

Pertama, masyarakat berperan penting untuk terlibat membangun infrastruktur air bersih dan sanitasi di lingkungan. Kedua, krisis air adalah masalah di berbagai negara, bukan hanya Indonesia. Sejumlah Negara pun sedang berjuang menghadapi kekeringan. 

“Dari berbagai aspek tersebut, maka diperlukan pembangunan infrastruktur biru yang mempertimbangkan aspek hijau (Nature-Based Solution/NBS). Selain itu, pendekatan ekonomi sangat penting dipertimbangkan dalam suatu pembangunan,” tutur Ika. (*)