Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL – Pancasila harus hadir dalam setiap ruang publik, diimplementasikan secara nyata dan membumi, serta di manifestasikan dalam berbagai dimensi realitas sosial, politik dan ekonomi. Pancasila tidak boleh sekadar menjadi aksesoris yang manis diucapkan, namun lupa diimplementasikan.
"Pancasila tidak boleh menjadi gincu yang hanya manis dan mencolok dilihat, namun tidak terasa apa-apa,” kata Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat menjadi narasumber 'Silaturahmi Nasional Kita Pancasila', di Nasdem Tower, Jakarta, kemarin. Dia sepakat dengan pandangan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bahwa Pancasila harus menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila, lanjut dia, harus menjadi garam yang bisa dirasakan kehadirannya di berbagai praktik hidup keseharian. Melalui 'Silaturahmi Nasional Kita Pancasila' diharapkan menjadi ikhtiar membangun komitmen kolektif bangsa, khususnya dari kalangan muda bangsa, untuk menghadirkan Pancasila sebagai rujukan dalam setiap gerak langkah kehidupan kebangsaan. Termasuk dalam membangun kedewasaan politik, sekaligus mendewasakan kehidupan berdemokrasi.
Bamsoet mengatakan, gagasan menghadirkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) yang dirintis MPR RI, selain dalam rangka menjamin kesinambungan dan keterpaduan pembangunan antar periode kepemimpinan tanpa bergantung pada momen elektoral, juga untuk mengaktualisasikan Pancasila ke dalam kerangka operatif, dengan cara mempertemukan nilai-nilai luhur falsafah bangsa dengan aturan dasar yang diatur dalam konstitusi. PPHN dengan paradigma Pancasila ini akan menjadi arahan dalam pencapaian tujuan bernegara, yakni mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini meyakini, bahwa Pancasila akan senantiasa mampu menjawab dinamika dan tantangan zaman. Mengingat serangkaian nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan, adalah nilai-nilai yang bersifat universal yang dapat diterima semua kalangan, dan akan senantiasa selaras dengan perkembangan peradaban global.
Pancasila, kata Bamsoet, juga merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa dan warisan kearifan lokal yang membentuk kepribadian dan jatidiri bangsa Indonesia. Rumusan sila-sila Pancasila memuat prinsip-prinsip dasar yang memiliki relevansi dan jangkauan masa depan, sehingga mampu membaca kebutuhan zaman. “Tidak heran jika Pancasila bisa menjadi titik temu, titik tumpu, dan titik tuju. Sebagai titik temu, Pancasila mempersatukan berbagai paradigma keberagaman bangsa. Sebagai titik tumpu, Pancasila mendasari ideologi, norma, dan kebijakan negara. Sebagai titik tuju, Pancasila memberi orientasi visi dan misi bangsa Indonesia, di tengah dinamika peradaban global.”(*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini