Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi dan keuangan syariah pada tahun ini akan tumbuh sebesar 4,7-5,5 persen secara year on year (yoy). Target tersebut didukung pembiayaan perbankan syariah yang diprakirakan tumbuh pada kisaran 10-12 persen (yoy).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, mengatakan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah sejalan dengan implementasi berbagai inisiatif strategis nasional. “Seperti kewajiban sertifikasi halal sesuai mandat Undang-undang Jaminan Produk Halal, inovasi pada sektor keuangan sosial syariah, program kolaborasi antar kementerian dan lembaga, serta digitalisasi eksyar yang semakin masif," ujarnya pada Peluncuran Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 dan Seminar Nasional Sharia Economic and Financial Outlook ShEFO) 2024, Senin, 26 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama 2023, ekonomi dan keuangan syariah nasional tumbuh positif yang didorong kinerja sektor unggulan halal value chain (HVC) yang tumbuh 3,93 persen (yoy). Secara keseluruhan, sektor unggulan HVC menopang hampir 23 persen dari ekonomi nasional, secara berurut dikontribusikan oleh sektor pertanian dan makanan minuman halal, pariwisata ramah muslim (PRM) serta fesyen muslim. Di tingkat internasional, kinerja ekonomi syariah Indonesia juga mencatatkan kenaikan peringkat State of The Global of Islamic Economic (SGIE) dari peringkat empat pada 2022 menjadi peringkat ketiga.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung saat Peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023
Juda mengatakan peran perbankan syariah dalam pembiayaan ekonomi terus meningkat. Pembiayan syariah untuk sektor riil tumbuh 15,8 persen. “Angka tersebut lebih tinggi dari pembiayaan sektor riil secara keseluruhan sebesar 10,5 persen,” ucapnya.
Dia menambahkan sektor keuangan sosial syariah juga tumbuh positif, seperti zakat, infaq dan sedekah.
Untuk mendukung perkembangan ekonomi syariah, Bank Indonesia melakukan tracking survei nasional untuk mengukur tingkat literasi di masyarakat. Hasilnya, indeks literasi ekonomi syariah sebesar 28,01 persen atau meningkat 4,71 persen dibandingkan 2022.
Bank Indonesia merumuskan empat program utama pengembangan ekonomi syariah pada 2024. Yang pertama adalah penguatan industri syariah melalui sektor unggulan. “Program ini akan difokuskan pada sektor makanan minuman halal dan fashion Islam atau modest fashion,” Kata dia.
Dari sisi halal food, strategi pengembangan ekosistem akan dilakukan melalui penguatan dan perluasan model ekosistem pertanian, perikanan dan peternakan di pesantren. Kemudian penguatan dukungan jaminan produk halal termasuk peningkatan kapasitas rumah potong hewan dan pengembangan ekosistem ekspor.
“Untuk modest fashion, penyelenggaraan Indonesia internasional modest fashion festival IN2MF sebagai fashion muslim rujukan dunia juga akan terus kami scale up. Fokus pada brand awareness yang mengusung produk ready to wear yang segmennya high end dan premium dengan mengedepankan penggunaan wastra Indonesia,” kata Juda.
Program kedua adalah akselerasi dan penguatan keuangan komersial dan sosial Syariah. Ketiga, optimalisasi digitalisasi ekonomi syariah dan penguatan halal traceability melalui digitalisasi terintergrasi kepada Sistem Informasi Halal atau SIHALAL dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH),serta perluasan platform keuangan syariah tidak hanya mencakup aspek wakaf melainkan juga untuk aspek zakat, infaq dan sadaqah
Program terakhir adalah peningkatan literasi dan perluaasan jangkauan edukasi ekonomi syariah. Juda mengatakan, Bank Indonesia akan terus meningkatkan literasi ekonomi syariah melalui penyelenggaraan festival ekonomi syariah.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, mengatakan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia belum optimal. Saat ini pangsa pasar ekonomi syariah telah mencapai 10,81 persen dari seluruh lanskap keuangan. Per September 2023, aset keuangan dalam sektor keuangan syariah Indonesia juga telah mencapai lebih dari Rp2.452 triliun dengan pertumbuhan 6,75 persen per tahun.
“Keyakinan kami semua bahwa dengan terus bertumbuhnya sektor ini, pangsa pasar keuangan ekonomi syariah akan terus meningkat di masa yang akan datang," kata Frederica.