Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO BISNIS — Interaksi fisik anak zaman now dengan orang tuanya di kota besar saat ini kian terbatas. Kesibukan anggota keluarga dalam aktivitas sehari-hari dipermudah dengan kehadiran telepon pintar. Tak jarang, kondisi ini mengurangi interaksi tatap muka antar anggota keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk itu Bounce Street Asia menghadirkan Trampoline Park, sebuah sarana permainan fisik yang mengajak pengunjung aktif melompat sekaligus mendekatkan interaksi anggota keluarga, dengan rentang usia dua tahun sampai di atas 50 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adalah duo kakak beradik Neeraj Khiani dan Suraj Khiani mulai menggagas ide permainan ini pada Oktober 2014. Pada awalnya banyak pihak yang meragukan ide ini, karena keduanya tidak memiliki jiwa wirausaha dan belum ada Trampoline Park di Indonesia kala itu. Suraj Khiani selaku Chief Financial Officer Bounce Street Asia menuturkan mereka berdua keluar kerja pada Oktober 2014, dan mulai mencari tahu di Instagram mengenai trampolin.
“Kemudian kami datangi negara-negara yang telah berhasil mengembangkannya, yaitu ke Hongkong, Kuala Lumpur, Singapura, kota di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa,” kata mantan banker yang pernah berprofesi sebagai analis sekuritas.
Suraj melanjutkan, berbekal modal dengkul, saya dan kakak mulai mencari investor yang tertarik untuk bisnis ini. Tantangan terbesarnya adalah mencari tanah seluas 2.500 meter persegi di Jakarta. “Setelah melalui proses yang panjang, pada Februari 2016, secara resmi Bounce Street Asia mulai beroperasi di Jalan Sentra Bisnis Artha Gading Blok D Kav 8 Jakarta Utara,“ ujarnya.
Ruangan indoor Bounce Street Asia seluas 1.334 meter persegi, dengan 10 area permainan, yaitu Main Court, Kids Court, Basketball, Batllebim atau Gladiator War Zone, Airbag, Aero Ball, Dodgeball, Foam pit, Spidertower, Wall Running atau Wall Climbing. “Pengunjung per bulan antara 6.000-8.000 orang, ini sangat dipengaruhi oleh jadwal sekolah, misal pada bulan Februari dan November tergolong sepi, karena banyak anak sekolah yang sedang menempuh ujian. Sedangkan bulan Desember, Juni, dan Juli tergolong ramai pengunjung karena hari besar keagamaan dan liburan sekolah,” ucapnya.
Tidak hanya anak usia sekolah saja yang menikmati keseruan bermain trampolin, para orang tua juga dapat turut serta mencoba permainannya. Keceriaan, kekompakan, interaksi antar anggota keluarga dapat terjalin baik. Selain itu Bounce Cafe di lantai atas menghadirkan menu vegetarian yang siap memanjakan lidah pengunjung. Jadi orangtua dapat memantau aktivitas fisik anak dari atas, dengan menyantap makanan sehat dan bergizi tinggi.
Adapun manfaat yang diperoleh dalam bermain trampolin antara lain memperkuat otot dan meningkatkan kepadatan tulang serta fleksibilitas tubuh. Melompat di trampolin juga dapat meningkatkan daya kerja paru-paru dan jantung, melatih sistem pernapasan menjadi lebih baik, menghilangkan stres dan membuat tidur lebih nyenyak di malam hari.
Memasuki lima tahun kehadiran Bounce Street Asia, pihak manajemen merancang inovasi yang ditujukan untuk lebih banyak menggaet anak usia sekolah. Salah satu program yang awal 2019, yaitu mengenalkan ekstrakurikuler berbasis gymnastic trampoline dan hip hop dance ke sekolah-sekolah.
Program ini melengkapi program sebelumnya yaitu School Field Trip, Bounce School dan Perayaan Ulang Tahun. Untuk Bounce School menggabungkan teknik parkour, gymnastic, cheerleading dalam satu paket pengajaran. Program ini terdiri dari 10 level dari Beginner, Intermediate dan Advanced. Setiap levelnya ada delapan sesi pertemuan.
Selain anak sekolah, Bounce Street Asia juga membidik pasar perusahaan dengan merancang program corporate team building untuk meningkatkan kebersamaan, kekompakan tim dan memacu produktivitas pekerja. Perusahaan yang tercatat melakukan aktivitas outing ditempat ini antata lain Samsung, BPJS Kesehatan, Mobilkamu.com, Gopay, Pricewaterhouse Coopers, dan Astra Honda Motor. (*)