Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Dirut BRI: Apresiasi Investor Atas Pertumbuhan Holding Ultra Mikro

Pada hari perdagangan terakhir di pekan ketiga bulan Mei ini, BBRI sempat menyentuh ATH di level harga Rp5.450 per lembar saham yaitu pada pukul 15.25 WIB.

21 Mei 2023 | 11.49 WIB

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk Sunarso dalam UMKM Expo(rt) Brillianpreneur di Jakarta Convention Center, Ahad, 13 Desember 2020. Tempo/Hendartyo Hanggi
Perbesar
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk Sunarso dalam UMKM Expo(rt) Brillianpreneur di Jakarta Convention Center, Ahad, 13 Desember 2020. Tempo/Hendartyo Hanggi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO BISNIS - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI Kembali menyentuh rekor level tertinggi (all time high/ATH) pada perdagangan hari Jumat, 19 Mei 2023. Nilai saham BBRI tembus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah, sejak melantai di pasar modal pada 2003.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal itu salah satunya terdorong aspirasi besar perseroan untuk mengejar profitabilitas pasca pandemi dengan target return on equity (ROE) 19 persen pada tahun 2025. Pada hari perdagangan terakhir di pekan ketiga bulan Mei ini, BBRI sempat menyentuh ATH di level harga Rp5.450 per lembar saham yaitu pada pukul 15.25 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun pada penutupan pasar saham pada Jumat, 19 Mei 2023 BBRI berada di level Rp5.400,- dengan kapitalisasi pasar mencapai sebesar Rp818,4 triliun.

Terkait hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pencapaian itu adalah bukti apresiasi investor terhadap komitmen BRI untuk terus tumbuh. Pasalnya, dia menjelaskan, karena BRI sukses membentuk Holding Ultra Mikro (UMi) pada akhir 2021 lalu melalui rights issue, maka modal perseroan pun bertambah sangat besar.

Melalui aksi korporasi tersebut BRI mendapat tambahan modal Rp41 triliun dari investor. “Dan CAR (capital adequacy ratio) kami 25,1 persen. Maka menekan return on equity (ROE), sehingga return on equity-nya menjadi lebih rendah karena modalnya menjadi lebih besar. Salah satu hal tersebut yang kemudian membuat saham BBRI bergerak dibawah Rp5.000,- pada tahun lalu”, ujarnya.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi bank yang fokus di segmen UMKM. Menurut Sunarso, tantangan utamanya bagi perseroan adalah harus me-leverage modal atau kapital yang dimiliki.

“Kalau begitu apa tantangan utamanya? Saya sudah berbicara ke mana-mana, ke seluruh dunia (melalui forum-forum internasional) saya sampaikan bahwa tantangan BRI adalah harus me-
leverage kapitalnya itu dengan 3 hal. Pertama adalah tumbuh, kedua adalah tumbuh, dan ketiga adalah tumbuh,” tuturnya.

Setelah dua tahun pasca rights issue dan Holding UMi berdiri, menurutnya perseroan kini membuktikan bisa tumbuh. Saat ini CAR BRI tergolong tinggi mencapai 24,9 persen. Tapi di waktu
yang sama, BRI dapat men-deliver return on equity 21,18 persen pada akhir kuartal I/2023.

“Saya kira tidak ada bank di dunia dalam waktu yang sama punya CAR yang 25 persen namun juga mampu menghasilkan return on equity 21 persen. Dan kami juga memiliki komitmen untuk terus
tumbuh secara sustainable, saya kira itu kuncinya”, ujarnya.

Sebagai gambaran ROE BRI sebelum pandemic yaitu pada 2019 di kisaran 20 persen. Sempat menurun di bawah 15 persen pada tahun 2020. Pada kuartal I/2022 ROE BRI adalah 17,22 persen dan
naik 3,96 persen menjadi 21,18 persen pada tiga bulan pertama tahun ini. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus