Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan realisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batubara pada 2022 mencapai Rp 127,90 triliun atau 301,88 persen dari rencana target penerimaan tahun 2022, yakni Rp 42,37 triliun. Angka tersebut meningkat dibanding periode 2021, di mana pendapatan dari sektor pertambangan senilai Rp 75,48 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2023, data Kementerian ESDM menunjukkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari mineral dan batubara melonjak lagi sebesar Rp 173 triliun atau 58 persen dari total PNBP sektor ESDM. Perolehan pendapatan non-pajak dari mineral dan batubara ini merupakan yang tertinggi dibanding PNBP minyak dan gas, serta energi baru dan energi terbarukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan kontribusi yang begitu besar terhadap penerimaan negara, sektor pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Industri pertambangan memberikan pemasukan devisa, membuka lapangan kerja, mengembangkan proyek infrastruktur, dan mendorong investasi asing.
Sektor pertambangan juga turut memantik diversifikasi ekonomi, pengembangan teknologi dan keterampilan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Devisa dari sektor tambang berasal dari ekspor ke berbagai negara.
Pendapatan negara juga bertambah melalui pungutan pajak, royalti, dan dividen dari perusahaan-perusahaan tambang. Manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat adalah membuka lapangan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sektor ini juga memunculkan industri pendukung, seperti transportasi, logistik, dan jasa penunjang lainnya. Proyek-proyek pertambangan kerap disertai dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan pasokan listrik yang juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Infrastruktur ini tidak hanya mendukung operasi tambang, tetapi juga meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas daerah terpencil. Namun, ada berbagai isu lingkungan yang kerap dikaitkan dengan aktivitas pertambangan.
Mulai dari ancaman terhadap habitat dan keanekaragaman hayati, pencemaran air, degradasi tanah, limbah, hingga dampaknya terhadap emisi gas rumah kaca. Karena itu, Tempo akan membahasnya dalam diskusi bertajuk “Pertambangan untuk Kebangkitan Ekonomi dan Keberlanjutan”.
Diskusi ini akan mengungkap bagaimana peran sektor pertambangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, juga apa saja upaya dari para pelaku industri pertambangan, pemangku kebijakan, dan para stakeholder dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Diskusi akan digelar di Plataran Menteng, pada Rabu, 26 Juni 2024, pukul 15.00-17.00 WIB. Diskusi juga akan disiarkan di kanal YouTube Tempodotco dan Facebook Tempo Media. (*)