Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jalur Jogja-Solo Jadi Tolak Ukur Pengembangan KRL di Seluruh Indonesia

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) tengah melakukan elektrifikasi jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo. Elektrifikasi listrik aliran atas (LAA) tersebut direncanakan akan berlanjut hingga Stasiun Palur.

13 Maret 2022 | 02.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) tengah melakukan elektrifikasi jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo. Elektrifikasi listrik aliran atas (LAA) tersebut direncanakan akan berlanjut hingga Stasiun Palur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) tengah melakukan elektrifikasi jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo. Elektrifikasi listrik aliran atas (LAA) tersebut direncanakan akan berlanjut hingga Stasiun Palur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejauh ini, jalur KRL Jogja-Solo telah mencapai jarak sejauh 62,5 km. Dengan bertambahnya Stasiun Palur menjadi bagian dari jalur KRL Jogja-Solo yang memakan jarak 6,2 km, maka total jarak KRL Jogja-Solo akan menjadi 68,7 km.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jalur baru ini akan dilakukan uji coba pada Maret 2022, sesuai dengan rencana perpanjangan rute KRL Jogja-Solo hingga Karanganyar. Sebelumnya, elektrifikasi lintas KRL Jogja-Solo hanya sampai di Stasiun Solo Balapan.

Elektrifikasi ini didukung penuh oleh pemerintah. Kementerian Perhubungan diwakili oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan bahwa pengembangan KRL akan terus berlanjut demi memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong kemajuan transportasi massal.

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) tengah melakukan elektrifikasi jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo. Elektrifikasi listrik aliran atas (LAA) tersebut direncanakan akan berlanjut hingga Stasiun Palur.

“Dalam lima tahun mendatang, (akan dikembangkan) KRL dari Madiun sampai Kutoarjo, pertama ini Jogja-Solo, sebentar lagi sampai Jebres. Terus kami tingkatkan,” kata Budi saat peluncuran Kartu Multi di Stasiun Balapan Solo pada Sabtu (12/3).

Usai pelaksanaan uji coba, selanjutnya DJKA akan melakukan uji coba lanjutan secara dinamis pada April-Mei 2022 menuju target operasional yang diprediksi akan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Agustus atau September 2022.

Sebagai informasi, proses elektrifikasi Stasiun Palur ini sudah mencapai 73 persen. Selain elektrifikasi, DJKA juga mengaku bahwa pihaknya sedang menata track layout atau melakukan penyusunan lintasan di Stasiun Solo Jebres demi meningkatkan kualitas pelayanan, perawatan, sarana dan prasarana pendukung KRL Jogja-Solo.

KRL Jogja-Solo mulai beroperasi setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Maret 2021. Sejak saat itu, sudah lebih dari 2 juta penumpang yang telah menikmati layanan KRL Jogja-Solo.

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) tengah melakukan elektrifikasi jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo. Elektrifikasi listrik aliran atas (LAA) tersebut direncanakan akan berlanjut hingga Stasiun Palur.

Elektrifikasi ini dinilai penting, sebab dapat membawa sejumlah dampak positif, seperti peningkatan kualitas pelayanan transportasi umum, perbaikan sarana mobilitas masyarakat Yogyakarta-Solo dan sekitarnya, serta membawa perubahan perilaku dan budaya masyarakat menjadi lebih tertib dan disiplin dalam bertransportasi secara signifikan.

Terlebih, Solo merupakan salah satu dari segitiga emas di samping Yogyakarta dan Semarang. Sehingga, peningkatan elektrifikasi ini dinilai tepat guna dan diharapkan dapat memfasilitasi mobilitas masyarakat untuk cepat pulih dari dampak ekonomi karena pandemi Covid-19.

Dengan berkembangnya fasilitas KRL Jogja-Solo, masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Beberapa di antaranya yakni meningkatnya kualitas pelayanan kereta api, bertambahnya kapasitas dan daya angkut penumpang sekaligus aspek keselamatan perkeretaapian, serta yang tak kalah penting adalah pengurangan polusi udara. Jika semua manfaat tersebut sudah dirasakan oleh masyarakat, maka bukan tidak mungkin roda perekonomian akan tergerak secara optimal.(*)

Tempo.co

Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus