Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemandirian Pesantren Harus Berlanjut

Kementerian Agama mengundang seluruh kementerian dan lembaga ikut membantu pengembangan usaha di pesantren.

10 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbicara di depan sekitar 2.000 pemimpin pondok pesantren dari berbagai daerah, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengapresiasi program Inkubasi Bisnis Pesantren yang telah bergulir sejak 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Terima kasih kepada Kementerian Agama yang telah menjalankan program ini. Kita harus tingkatkan agar bangsa ini semakin mandiri," ujarnya saat Sarasehan Peningkatan Kemandirian Pesantren di Hall Theater JI Expo Kemayoran Jakarta, Sabtu, 16 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prabowo mengakui peran pesantren yang sangat besar kepada bangsa ini. Sejak ratusan tahun berjuang mengusir penjajah. "Kita bisa lihat Pangeran Diponegoro dalam memimpin perjuangan tetap berpakaian layaknya ulama. Berjubah putih. Ini bukti persatuan ulama, umara (pemimpin) denga umat."

Peran para kyai dan ulama dalam memimpin santri untuk berjuang terus berlangsung hingga puncaknya pada era revolusi kemerdekaan. Kedatangan tentara Kerajaan Belanda yang membonceng Sekutu mendapat reaksi keras dari masyarakat Indonesia, terutama kalangan pesantren melalui kelahiran Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.

Berdasarkan resolusi tersebut, terjadilah Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. "Dari berbagai peristiwa ini, kita bisa lihat bahwa sistem pertahanan yang paling tepat untuk bangsa ini adalah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta. Terbukti berhasil," tutur mantan Pangkostrad itu.

Prabowo meminta seluruh santri kembali melanjutkan perjuangan. Salah satu cara dengan mendukung program pemerintah terkait hilirisasi. Menurut dia, jika sumber daya alam strategis berhasil diolah di dalam negeri akan meningkatkan nilai jual yang berujung pada meningkatnya perekonomian. "Kalau perekonomian terus membaik, semakin besar bantuan untuk berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, termasuk kepada pesantren agar semakin mandiri," ucapnya.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan kemandirian pesantren memang menjadi misi besar pemerintah. "Sesuai amanat Presiden kita, Joko Widodo yang menargetkan 5.000 pondok pesantren bisa mandiri," katanya.

Amanat tersebut yang melandasi kelahiran program Inkubasi Bisnis Pesantren. Proyek percontohan atau pilot project dimulai pada 2021, sampai 2023 ini telah membantu sebanyak 2.076 ponpes.  

Pemberdayaan pesantren, Gus Yaqut melanjutkan, menjadi kewajiban negara sebagai bentuk balas jasa kepada ponpes yang terbukti sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa.

ia melanjutkan, keberadaan pesantren memang berlandaskan tiga pilar yakni, Tashwirul Afkar, Nahdlatut Tujjar, dan Nahdlatul Wathan. Tashwirul Afkar atau Kebangkitan Pemikiran, menurut Gus Yaqut, telah diimplementasikan oleh pemerintah melalui beragam program peningkatan pendidikan di pesantren, salah satunya melalui pemberian beasiswa kepada santri.

Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Ekonomi. Artinya pesantren diharapkan mampu mandiri. Karena itulah program Inkubasi Bisnis Pesantren ditujukan untuk menciptakan pesantren yang mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. “Nantinya tidak perlu lagi membuat proposal meminta bantuan,” ucap pemimpin Gerakan Pemuda Anshor pada 2016 itu.

Sedangkan Nahdlatul Wathan atau Kebangkitan Negara telah dibuktikan oleh pesantren yang selalu berbakti untuk negara ini. Bahkan di era kolonial, ketika pendidikan hanya dapat dinikmati bangsa penjajah dan segelintir pribumi, pesantren hadir menjadi institusi pendidikan yang dapat dinikmati semua strata di masyarakat. “Sebab itulah pesantren disebut sebagai lembaga pendidikan genuine atau asli dari Indonesia,” kata Gus Yaqut.

Acara sarasehan yang sedang digelar dengan tajuk “Pesantren Mandiri, Masyarakat Berdaya, Negara Kuat”, lanjut Gus Yaqut, merupakan langkah kecil pemerintah berterima kasih kepada pesantren. Sarasehan yang mempertemukan perwakilan pesantren yang menerima bantuan inkubasi diharapkan juga menjadi ajang silaturahmi. “Maupun bertukar pengalaman dan pikiran dengan pesantren lain dalam mempelajari bisnis yang dijalankan, mungkin bisa jadi contoh,” kata dia. 

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Waryono Abdul Ghafur menjelaskan kehadiran Kemenhan Prabowo dalam sarasehan ini merupakan misi Kemenag melibatkan berbagai kementerian/lembaga untuk ikut mendukung kemandirian pesantren. 

Seperti disebutkan sebelumnya, Presiden mengamanatkan sebanyak 5.000 pesantren mampu mandiri pada 2024. Sedangkan hingga akhir tahun ini Kemenag baru membantu 2.076 pesantren. Masih jauh dari total jumlah pesantren yang ada di Indonesia.

“Negara ini punya kementerian koordinator. Nah, Kemenag masuk di bawah Kemenko PMK. Diharapkan kita bisa duduk bersama dan berbicara mengenai perekonomian di pesantren, serta berkolaborasi dengan kementerian atau lembaga lainnya. Karena pesantren perlu juga dilatih seperti pemberdayaan UMKM,” tutur Waryono.

Pemberdayaan pesantren sebagai salah satu sumber kekuatan ekonomi, sebut Waryono, tak mungkin dilakukan oleh Kemenag sendirian. Namun pada acara sarasehan ini, dari sejumlah menteri yang diundang seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, hanya Prabowo yang hadir.

Senada, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, KH Mohammad Ali Ramdhani meneguhkan pendapat Waryono. “Kemandirian pesantren harus didukung banyak stakeholder. Tidak boleh bertumpu pada pemerintah, tetapi oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

Sekilas informasi, program Inkubasi Bisnis Pesantren diinisiasi oleh Menag Gus Yaqut sejak 2021. Program ini bertujuan memberikan bantuan modal kepada pesantren untuk membangun usaha sehingga menjadi mandiri. Usaha yang dijalankan antara lain toko, warung, minimarket, koperasi, perindustrian, laundry, perdagangan, garmen hingga percetakan. 

Selama tiga tahun berjalan, sejumlah pengasuh pondok pesantren mengaku telah mampu membiayai keperluan pesantren, bahkan mengembangkan bisnisnya. Ahmad Rifai, pengasuh Pesantren Al-Wathoniyah Pusat Putri di Klender Jakarta Timur, menyebutkan telah menerima bantuan dari Kemenag pada 2021 lalu membuat usaha penatu atau laundry. Setahun kemudian mampu buka cabang, dan pada 2023 bisa membangun asrama dengan empat lantai. “Terima kasih pada Kemenag. Dari hasil bisnis bisa membiayai operasional pesantren sehingga sekarang kami nol proposal, tidak lagi mencari bantuan sumbangan,” tutur Rifai.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus