Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Ketua MPR: Agus Salim Harus Menjadi Panutan Semua Pejabat Negara

Agus Salim dijadikan sebagai sosok pembanding oleh Zulkifli Hasan untuk melihat kondisi masyarakat yang saat ini makin hedonistik dan materialistik.

30 Mei 2018 | 18.56 WIB

Ketua MPR:  Agus Salim Harus Menjadi Panutan Semua Pejabat Negara
Perbesar
Ketua MPR: Agus Salim Harus Menjadi Panutan Semua Pejabat Negara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL - Untuk kali kesekian, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengajak masyarakat Indonesia, khususnya para pejabat negara, untuk meneladani sosok seorang KH Agus Salim. Menurut dia, Agus Salim adalah seorang diplomat, yang juga ulama, yang menguasai sembilan bahasa sekaligus peletak dasar-dasar diplomasi di awal Indonesia merdeka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Rumahnya ngontrak dan tidak punya mobil, tapi dibilang miskin oleh temannya dia marah, dia bilang belum punya uang. Dia memiliki prinsip yang sangat terkenal, jadi pemimpin adalah jalan untuk menderita,” kata Zulkifli saat peluncuran buku Membangun Negeri dengan Hati karya Wakil Rektor UIN Banten Wawan Wahyudin di ruang press room Gedung Nusantara III, Rabu, 30 Mei 2018. Ikut hadir dalam acara tersebut anggota Fraksi PAN MPR, Yandri Susanto, dan Wawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus Salim dijadikan sebagai sosok pembanding oleh Zulkifli untuk melihat kondisi masyarakat yang saat ini makin hedonistik dan materialistik, seperti yang disampaikan dalam buku Membangun Negeri dengan Hati. Kalau tidak diantisipasi, kata Zulhasan, sifat hedonistik dan materialiustik itu akan merusak bangsa Indonesia.

“Setelah reformasi, semua menjadi transaksional. Menjadi kepala daerah, kepala dinas, hingga kepala sekolah, harus dengan uang. Ini tidak baik, kita harus kembali kepada nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang kita,” katanya.

Dengan menerapkan nilai-nilai luhur, bangsa Indonesia akan kembali menuju sistem demokrasi yang saling menghargai dan menghormati. “Karena itu, penting bagi masyarakat membaca buku ini,” ucapnya. (*)

 

Esra Dopita Meret

Esra Dopita Meret

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus