Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Khofifah: Jatim Jadi Andalan Kedaulatan Pangan

Jawa Timur menyumbang 25 persen laju tanam padi nasional. Luas panen meningkat 12,19 persen dibanding 2024. Khofifah optimistis Jatim jadi motor ketahanan pangan nasional lewat percepatan tanam.

24 April 2025 | 14.44 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam kegiatan Tanam Serentak Nasional di  Surabaya, Kamis, 24 April 2025. Dok. Pemprov Jawa Timur
Perbesar
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam kegiatan Tanam Serentak Nasional di Surabaya, Kamis, 24 April 2025. Dok. Pemprov Jawa Timur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

MEMO BISNIS - MEMO BISNIS – Jawa Timur menyumbang 25 persen atau seperempat luas tanam padi nasional pada April 2025. Capaian ini mencerminkan komitmen kuat Pemprov Jatim dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, berdasarkan data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, realisasi gerakan tanam serentak nasional pada April telah mencapai 924.989 hektare. Dari jumlah tersebut, 227.802 hektare berada di Jawa Timur, terhitung sejak awal April hingga 22 April.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Artinya, prosentase tanam padi Jatim berkontribusi cukup besar terhadap capaian nasional," kata Khofifah di Surabaya pada Kamis, 24 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut data BPS RI per 8 April 2025, luas panen padi di Jatim pada Januari–Mei 2025 diprediksi mencapai 964.768 hektare. Angka ini meningkat 12,19 persen dibanding periode yang sama pada 2024, yakni 859.957 hektare.

“Ini berarti ada kenaikan 104.811 hektare. Luas panen tersebut juga menjadi yang terbesar dibanding dua provinsi penghasil padi terbesar lainnya, yaitu Jawa Tengah (811.994 hektare) dan Jawa Barat (753.287 hektare),” ujar Khofifah.

Khofifah juga menyebut kegiatan tanam serentak nasional yang digelar sehari sebelumnya dan dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto secara daring dari 14 provinsi. Jawa Timur berpartisipasi dari Desa Purwosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Di lokasi itu, penanaman dilakukan dengan dua metode: manual dan menggunakan mesin transplanter.

Pemprov Jawa Timur, lanjut Khofifah, terus mendorong percepatan tanam untuk memaksimalkan musim hujan. Upaya ini dilakukan guna menyukseskan target nasional produksi padi dan memperkuat ketahanan pangan. “Jika percepatan tanam dilakukan, maka akan membantu meningkatkan produksi, efisiensi, pendapatan petani, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional,” katanya.

Percepatan tanam dilakukan melalui percepatan panen, koordinasi penyerapan gabah oleh Bulog dengan harga Rp6.500/kg, serta ketersediaan bibit dan penyemaian luar lahan. “Metode penyemaian luar lahan juga digunakan saat tanam serentak di Ponorogo, di mana bibit yang sudah tumbuh selama dua minggu ditanam langsung ke sawah,” jelasnya.

Ia berharap kontribusi besar Jatim menjadi pemantik semangat petani dan pihak terkait untuk terus meningkatkan produktivitas serta mengembangkan inovasi di sektor pertanian.

“Kami bersyukur Jawa Timur menjadi provinsi dengan laju tanam padi tertinggi secara nasional. Harapannya, ini bisa menjadi faktor pendorong peningkatan produktivitas di sektor pertanian,” ucapnya. “Dan muaranya adalah kontribusi Jatim untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.”

(*)

Tempo

Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus