Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Making Indonesia 4.0 Membentuk Industri Otomotif Indonesia Masa Depan

Program Making Indonesia 4.0 telah secara resmi dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018. Kementerian Perindustrian pun telah menyusun roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Industri 4.0. #Infotempo

9 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi cek peralatan mesin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Hendro Martono, mengatakan, "Kementerian Perindustrian menyiapkan tujuh jenis industri fokus Making Indonesia 4.0, dimana industri otomotif menjadi salah satunya. Selain itu ada industri makanan dan minuman, industri elektronika, industri kimia, industri tekstil, industri farmasi, serta industri alat kesehatan".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada sektor otomotif, sasaran yang ingin dicapai adalah mengoptimalkan produktivitas sektoral di sepanjang rantai nilai, industri dalam negeri dapat memproduksi bahan baku dan komponen utama lokal, menjadi pusat ekspor otomotif terkemuka, serta menjadi regional leader dalam produksi EV.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Making Indonesia 4.0 bukan hanya tentang teknologi”. Hendro menjelaskan terdapat sepuluh strategi prioritas, diantaranya perbaikan alur aliran material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standar sustainability, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembentukan ekosistem inovasi, penerapan insentif investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan.

Hendro Martono, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin.

Kuncinya adalah SDM Industri. Diperlukan perubahan mindset karena penerapan industri 4.0 di perusahaan membutuhkan keterbukaan (openness) dan kecepatan pengambilan keputusan (quick action) untuk mencegah terjadinya aktifitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities). SDM industri juga dituntut memiliki kompetensi lebih tinggi dan lebih spesifik seperti internet of things (IoT), mechatronics, data science, business analyst, system analyst, artificial intellegence dan kemampuan lainnya untuk mendukung problem analytics yang lebih kompleks dan integrasi sistem secara vertikal maupun horisontal di perusahaan. "Make people before make products," ujarnya.

Lebih jauh, Hendro mengatakan, “Di samping capaian produksi dan ekspor, indikator kemajuan Making Indonesia 4.0 dapat dilihat dari tingkat kesiapan perusahaan dalam bertransformasi menuju industri 4.0,“ Jumlah perusahaan perakitan dan komponen yang memiliki skor Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) di level kesiapan matang terus bertambah. Bahkan, diantaranya berhasil secara signifikan mendapatkan manfaat dari penerapan industri 4.0 sehingga layak mendapatkan INDI 4.0 Award. Untuk kategori Tracebility (PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia), Supply Chain Management (PT. Astra Honda Motor, dan PT Aisin Indonesia Automotive), Human Capacity Building (PT Denso Indonesia), dan kategori Product and Service (PT Robert Bosch Automotive).

Salah satu perusahaan komponen otomotif, PT Akebono Brake Astra Indonesia, terpilih sebagai National Lighthouse 4.0. Perusahaan ini menjadi percontohan atau referensi, implementasi use case serta tempat belajar bagi perusahaan lainnya. Lebih lanjut, Hendro mengatakan “Perusahaan-perusahaan tersebut sukses mendapatkan benefit dari penerapan industri 4.0 seperti meningkatnya produktifitas, efisiensi operasional, delivery rate, serta penurunan reject rasio, level inventory, dan manufacturing cost”.  

Seperti halnya disampaikan Direktur PT Akebono Brake Astra Indonesia Daniel Suryananta, Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan pemerintah, menjadikan pihaknya semakin bersemangat bertransformasi dan berani meletakan industri 4.0 dalam KPI perusahaan. "Kami mencoba melihat peluang pemborosan (waste) yang ada di operasional, dari sana kami tentukan kira-kira teknologi seperti apa yang dapat membantu menghilangkan potensi tersebut," kata Daniel.

Daniel Suryananta, Direktur PT Akebono Brake Astra Indonesia.

Sebagai National Lighthouse, Daniel melanjutkan, menjadikan perusahaannya sebagai tempat sharing dan belajar bersama dengan perusahaan yang ingin bertansformasi ke industri 4.0. "Kami sangat bangga dan senang bisa bekerjasama, mengajak perusahaan lainnya untuk belajar dan tumbuh mencapai sasaran Making Indonesia 4.0".

Menurutnya, penerapan industri 4.0 sangat signifikan dalam meningkatkan produktifitas dan meningkatkan efisiensi operasi perusahaan. "Kami bisa secara real time memonitoring pencapaian produksi, sehingga jika terjadi masalah bisa segera ditangani. Juga meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk karena mudahnya traceability data. Karyawan diberikan program up skilling terkait digitalisasi. Di samping itu tentunya nama perusahaan semakin dikenal."

Hal senada disampaikan Direktur Produksi, Engineering, and Procurement PT Astra Honda Motor (AHM) David Budiono. Implementasi industri 4.0 menghasilkan peningkatan daya saing pada sisi proses manufacturing hingga output dan kualitas produk. "Secara global saat ini, produksi sepeda motor Honda di Indonesia tercatat sebagai yang terbesar dibandingkan dengan produksi sepeda motor Honda di negara lain," kata David.

David Budiono, Direktur Produksi, Engineering, and Procurement PT Astra Honda Motor (AHM).

Program Making Indonesia 4.0 telah berhasil mendorong investasi di bidang teknologi. Sebab, program ini memberikan tantangan kepada pelaku industri agar mampu memacu efisiensi sehingga produksi bisa berlangsung lebih kompetitif. "Transformasi pun dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi agar proses dapat dilaksanakan lebih praktis tapi tetap memudahkan kontrol di setiap proses sehingga tercipta peluang untuk lebih cepat dan akurat dalam pengambilan keputusan," ujarnya.

Selain itu, David melanjutkan, implementasi ini juga mengharuskan perusahaan menyiapkan SDM industri yang terampil dan kompetitif. "Kami terus berupaya mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0 dalam berbagai lini dan proses bisnis perusahaan dengan mengoptimalkan digitalisasi, konektivitas, otomatisasi, dan pengaplikasian berbagai teknologi yang semakin memudahkan kolaborasi, sehingga secara bertahap kami dapat terus meningkatkan efisiensi dan daya saing di industri otomotif".

Sebab, dengan menerapkan program Making Indonesia 4.0 ini perusahaan dapat menghilangkan pekerjaan yang non value added, menghilangkan potensi human error, proses bisa dijalankan lebih praktis, SEQCDM (Safety, Environmental, Quality, Cost, Delivery and Morale) lebih terkontrol, dan membuat keputusan lebih cepat diambil. "Hal-hal positif ini didapat dengan digitalisasi dan otomatisasi yang akhirnya membuat perusahaan bisa lebih kompetitif dan pada akhirnya akan menjadi global player yang produknya diterima di pasar domestik maupun ekspor".(*)

Milestone Industri Otomotif Indonesia Tahun 2022

Pelepasan perdana mobil Toyota Fortuner ke Australia oleh Presiden RI dengan tingkat penggunaan komponen lokal (local purchase) diatas 75%.

Peluncuran Mobil Listrik (BEV) Hyundai IONIC 5 produksi PT. Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) oleh Presiden RI dengan kapasitas produksi mencapai 3.000 unit/tahun.

Pelepasan ekspor Honda All New BRV ke 30 negara dengan tingkat penggunaan komponen lokal (local purchase) diatas 80%.

Infografis Capaian Program Making Indonesia 4.0.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus