Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Megawati Apresiasi MPR dan Presiden Prabowo Sudah Pulihkan Nama Baik Soekarno

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati berterima kasih kepada MPR, Presiden Prabowo, dan rakyat Indonesia atas pencabutan TAP MPRS 1967, yang memulihkan nama baik Soekarno setelah perjuangan panjang selama 57 tahun.

10 Januari 2025 | 19.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam acara pembukaan HUT PDI Perjuangan ke-52 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat, 10 Januari 2025. Dok. PDIP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pelurusan sejarah mengenai Presiden Soekarno. Ia mengapresiasi pimpinan MPR RI yang menegaskan tidak berlakunya lagi TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967. Megawati juga berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang langsung merespons ketetapan tersebut, serta masyarakat Indonesia yang mendukung langkah ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Perayaan HUT ke-52 PDI Perjuangan ini sangat istimewa. Setelah berjuang selama 57 tahun, akhirnya TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967, yang mencabut kekuasaan Bung Karno, dinyatakan tidak berlaku lagi. Keputusan ini adalah anugerah Allah SWT,” ujar Megawati di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pidatonya, Megawati menekankan bahwa tuduhan terhadap Bung Karno terkait pemberontakan G30S PKI tidak pernah terbukti secara hukum. “Tidak pernah ada proses hukum untuk membuktikan tuduhan itu hingga Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970. Untung keluarga kami sabar,” katanya.

Ia berharap peristiwa serupa tidak lagi terjadi di masa depan, dengan menekankan pentingnya kejujuran dalam menilai sejarah. “Jika salah, akui salah. Jika benar, harus diakui benar,” kata Megawati.

Megawati juga menyoroti ketegaran dan kebesaran hati ayahnya, Presiden Soekarno, yang tetap tegar meskipun diperlakukan tidak adil oleh rezim Orde Baru. Setelah penandatanganan Supersemar pada 11 Maret 1966, kekuasaan Soekarno perlahan-lahan dipreteli oleh Soeharto.

Soekarno dijadikan tahanan politik dan diasingkan dari kehidupan publik. Selama masa tahanan rumah, kondisi kesehatannya memburuk, namun ia tetap menunjukkan keteguhan hati hingga akhir hayatnya. “Saya pernah datang ke Setneg (Sekretariat Negara) untuk bertanya apa sebenarnya status bapak saya, tapi mereka tidak bisa menjawab,” ucap Megawati.

Setelah penantian berpuluh tahun, akhirnya MPR periode 2019-2024 memulihkan nama baik Soekarno. Karena itu, Megawati sangat berterima kasih dengan hasil termutakhir ini. Ia juga menyebut MPR sebagai representasi seluruh rakyat Indonesia yang telah mendukung pemulihan nama baik Bung Karno.

“Terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, di mana pun kalian berada, atas dukungan terhadap pelurusan sejarah ini,” ucapnya sambil terisak.

Selain itu, Megawati memuji langkah Presiden Prabowo Subianto yang cepat merespons keputusan MPR. “Saya ucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno sebagai Presiden pertama RI,” katanya. (*)

Sandy Prastanto

Sandy Prastanto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus