Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO TEMPO – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjelaskan HUT ke-52 partai tersebut dirayakan secara sederhana. “Saya bilang sama Sekjen, udahlah kita ini kan lagi prihatin, enggak usah rame-rame,” ujarnya di hari perayaan, 10 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Megawati awalnya berniat menggelar pesta ulang tahun partai secara besar-besaran, terutama tahun lalu menjelang hari pemilihan presiden periode 2024-2029. PDI Perjuangan mengusung calon presiden Ganjar Pranowo dan calon wakil presiden Mahfud MD memiliki keyakinan penuh dapat memenangkan kompetisi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya yakin pilihan saya Pak Ganjar sama Pak Mahfud itu bakalan menang. Loh, tapi kok bisa kalah ya, udah gitu nomor tiga,” ujarnya. “Saya bilang, ini rekayasa.”
Gugatan terkait dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024 secara resmi sudah diajukan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD ke Mahkamah Konstitusi. MK memutuskan bahwa tidak ada bukti untuk menerima gugatan kedua pasangan calon, sehingga gugatan keduanya ditolak.
Dari sekian banyaknya poin gugatan, MK menganggap "endorsement" yang diberikan Presiden Joko Widodo terhadap Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tidak melanggar hukum. Meski demikian, MK menyatakan bahwa sikap itu bermasalah secara etika, karena presiden seharusnya diletakkan pada posisi yang menaungi seluruh warga negara.
Kendati begitu, tiga hakim MK yang menyatakan pendapat berbeda atau dissenting opinion dalam gugatan hasil Pilpres 2024. Sejumlah poin yang diajukan tiga hakim dalam dissenting opinion itu antara lain menyoroti ketidaknetralan kepala daerah sehingga perlu pencoblosan ulang, penyaluran bansos oleh presiden yang menimbulkan polemik, serta cawe-cawe yang dilakukan Jokowi sebagai presiden.
Peristiwa inilah yang disebut Mega sebagai masa prihatin. Adapun rekayasa yang terjadi merupakan siasat seseorang yang sedang memiliki kekuasaan mengupayakan berbagai cara agar tetap langgeng. “Kalau di psikologi ini namanya efek megalomania,” ujarnya. Megalomania adalah keyakinan dalam diri seseorang bahwa ia memiliki kebesaran, keagungan, atau kekuasaan, sehingga tidak mau dikalahkan atau mengakui kesalahan.
Adapun, dalam perayaan HUT ke-52 PDI Perjuangan di sekolah partai tersebut, setelah dua jam lebih Megawati menyampaikan pidato, ia langsung memotong tumpeng sebagai rasa syukur. Turut mendampingi Prananda Prabowo, Puan Maharani, Hasto Kristiyanto, Olly Dondokambey, Pramono Anung, dan Rano Karno. (*)