Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS – Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbukti reselient atau ulet dalam menghadapi segala tantangan. Mendapat hantaman krisis ekonomi maupun pandemi Covid-19, institusi keuangan ini tetap beroperasi bahkan bertumbuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kinerja BPD se-Indonesia semakin membaik meskipun harus menghadapi tantangan dan kondisi yang sulit. Mulai dari pandemi Covid-19 hingga tantangan global,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Yuddy Renaldi di Ballrom Hotel Mercure, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis, 9 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam talkshow bertajuk “Tantangan dan Peluang BPD ke Depan di Era Layanan Keuangan Digital” tersebut, Yuddy menampilkan sejumlah capaian BPD seluruh Indonesia. Antara lain Aset BPD mengalami kenaikan 7,43 persen dari Rp 870,53 triliun pada 2021 menjadi Rp 935,19 triliun pada 2022.
Untuk Dana Pihak Ketiga, tercatat kenaikan 10,55 persen dari Rp 676,92 triliun menjadi Rp 748,31 triliun. Sedangkan penyaluran kredit pada posisi Desember 2022 mencapai Rp 590,05 triliun atau naik 14,45 persen year on year (yoy) dari Rp 515,54 triliun.
Demikian pula untuk Laba meningkat sebesar 35,03 persen yoy dari 13,7 triliun menjadi Rp 18,5 triliun. Sedangkan total Modal Inti BPD pada Desember 2022 mencapai Rp 100,06 triliun, naik 6,98 persen dari Rp 93,54 triliun.
Walau demikian, Yuddy mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan lebih sulit seturut ketidakpastian global yang memengaruhi perekonomian dunia. Pendapat ini dipertegas oleh Direktur Utama Bank Nagari Muhamad Irsyad dan menjadi alasan digelarnya talkshow yang mengupas tantangan dan peluang BPD.
“Dalam talkshow ini kita akan mendapatkan pandangan, dan mudah-mudahan kita bisa melewati semua tantangan dengan lancar, tetap semangat meningkatkan kinerja BPD,” ujar M. Irsyad atau acap disapa Pak Jack. Adapun, talkshow ini merupakan rangkaian dari Undian Tabungan Nasional Simpeda Nasional Periode ke-2 tahun ke-33 di Kota Padang yang berlangsung pada 7-9 Maret 2023.
Talkshow ini menghadirkan dua pembicara yaitu Bambang Widjanarko selaku Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah merangkap Plt. Deputi Komisioner Regional, serta Chairman Infobank Media Group, Eko Supriyanto. Sedangkan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Efa Yonnedi menjadi moderator.
Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah, Bambang Widjanarko dan Chairman Infobank Media Group, Eko Supriyanto saat talkshow mengulas tantangan yang dihadapi BPD.
Bambang Widjanarko menjabarkan 5 tantangan yang dihadapi BPD yakni permodalan dan skalah usaha; tata kelola, manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian; SDM, teknologi informasi dan infrastruktur; ekonomi dan layanan digital; peran perbankan dalam perekonomian. “Karena itu, kita harus memastikan terlebih dahulu di mana posisi sesungguhnya BPD dalam mementukan tujuan ke depan,” ujarnya.
Semua pihak, Bambang melanjutkan, harus menyadari telah terjadi disrupsi digital sehingga menjalankan transformasi digital adalah keniscayaan. Hal ini telah dimuat dalam Peraturan OJK Nomor 11/PJOK.03/2022 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.
Selanjutnya, Eko Supriyanto dari Infobank menjelaskan lebih detail berbagai tantangan yang sedang mengemuka. Disrupsi digital merupakan bagian dari tantangan eksternal yang memaksa BPD harus segera berbenah agar tak terlindas zaman. Adapun tantangan internal berupa perubahan lanskap perbankan.
“Problem paling berat adalah tantangan internal,” kata Eko. “BPD harus memahami bahwa persaingan semakin sulit. Kompetitor BPD bukan saja institusi perbankan sejenis seperti bank-bank swasta dan BUMN, tetapi juga startup di sektor finansial, atau fintech.”
Eko merinci tantangan tersebut menjadi empat hal. Pertama, problem share holder. Dua, PP 54 Tahun 2017. Tiga, isu konversi BPD, dan empat yakni kebutuhan modal. Ihwal tantangan pertama, kerap ditemui atas nama kepentingan tertentu maka dengan mudah mengganti direksi atau pimpinan sebuah BPD kendati kinerja BPD tersebut sedang bagus.
Sedangkan problema terkait PP 54 Tahun 2017 menjadi blunder bagi kinerja BPD. Misalnya tentang kepemilikan saham yang harus 51 persen. Padahal terdapat pemerintah daerah (pemda) yang kesulitan memenuhi syarat ini mengingat pendapatan daerah di Indonesia bervariasi.
Penyerahan plakat sebagai tanda apresiasi dalam talkshow “Tantangan dan Peluang BPD ke Depan di Era Layanan Keuangan Digital”. (Foto: Oton)
Terkait isu konversi BPD, Eko menyebutkan bahwa dari hasil pengamatannya, dual system merupakan solusi terbaik. Dual system berarti institusi perbankan memiliki dua layanan: konvensional dan syariah. “Kita bisa belajar dari bank swasta yang menerapkan ini, dan dua-duanya bertumbuh bagus,” katanya.
Dengan berbagai tantangan tersebut, Eko mendorong pemerintah melihat lebih jernih berbagai permasalahan sehingga dapat menghasilkan kebijakan yang memuaskan semua pihak. Ia juga mendorong agar OJK menegaskan dukungannya kepada BPD karena bank daerah ini terbukti menjadi faktor penting dalam pembangunan di daerah.
Setelah talkshow ini, rangkaian acara akan berlanjut ke penarikan hadiah pemenang utama Undian Tabungan Nasional Simpeda Nasional Periode ke-2 tahun ke-33. Acara puncak ini akan digelar di Hotel Truntum pada Kamis malam, 9 Maret 2023. Selain penentuan hadiah sebesar Rp 500 juta untuk pemenang utama dan masing-masing Rp 100 juta untuk 4 pemenang Hadiah II, penampilan Padi Reborn dijadwalkan menjadi penutup seluruh kegiatan Bank Nagari sebagai tuan rumah. (*)