Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Presiden Prabowo Subianto melantik I Wayan Adi Arnawa dan Bagus Alit Sucipta sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Badung, Bali, di Istana Negara pada Kamis, 20 Februari 2025. Bagi Adi Arnawa dan Bagus Alit, menjadi bupati dan wakil bupati bukan sekadar jabatan, melainkan memikul amanah dan tanggung jawab untuk memastikan setiap warga Badung dapat merasakan manfaat dari kebijakan yang mereka buat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Pelantikan ini adalah amanah besar dari masyarakat Badung,” ujar Adi Arnawa. Dalam mengemban amanah itu, mereka memiliki visi yakni menjadikan Badung sebagai kabupaten yang maju, sejahtera, dan berkelanjutan dengan menyeimbangkan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tentu saja Adi Arnawa dan Bagus Alit tak dapat membangun Badung berdua saja. Mereka meyakini, pembangunan adalah kerja kolektif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. “Kami mengajak semua pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bersinergi demi menjadikan Badung sebagai daerah yang tidak hanya kaya secara ekonomi, tetapi juga harmonis secara sosial dan lestari secara lingkungan," ujar Adi Arnawa.
Kepada masyarakat Badung, Adi Arnawa meminta agar tidak ragu untuk memberikan masukan dan kritik. “Kami ingin membangun pemerintahan yang responsif dan terbuka. Bersama memastikan Badung menjadi daerah yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata lelaki kelahiran 9 Maret 1966, itu.
Dalam menjalankan tugas pada 100 hari pertama, Adi Arnawa dan Bagus Alit akan menjalankan tiga prioritas, yakni reformasi birokrasi digital, revitalisasi infrastruktur kritis, pemulihan ekonomi melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Reformasi birokrasi digital, menurut Adi, akan dilakukan melalui sistem layanan terpadu berbasis digital untuk mempercepat perizinan dan pelayanan publik. Artinya, semua izin usaha, bantuan sosial, dan pengaduan masyarakat akan berbasis aplikasi.
Revitalisasi infrastruktur kritis berjalan lewat pembangunan jalan alternatif untuk mengurai kemacetan di kawasan wisata, seperti Kuta, Seminyak, dan Canggu, serta perbaikan drainase di daerah rawan banjir, yakni Dalung dan Kerobokan. “Kemacetan di Badung, khususnya di daerah wisata, harus segera ditangani,” kata dia.
Ada pula pembangunan Jalan Lingkar Selatan Badung (JLSB), yaitu jalan bypass baru yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai langsung ke Uluwatu dan Jimbaran, tanpa melewati Kuta. Kemudian, mengembangkan transportasi publik dengan menambah armada Bus Trans Metro Dewata dengan jalur khusus untuk rute wisatawan dan pekerja pariwisata.
Pemerintah Kabupaten Badung yang dipimpin oleh Adi Arnawa dan Bagus Alit juga membenahi regulasi parkir kawasan padat dan insentif pajak bagi pengusaha yang menyediakan shuttle untuk karyawan. Pembangunan flyover di Simpang Canggu dan Simpang Kerobokan, kata Adi Arnawa, akan dilakukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas. “Kami ingin memastikan mobilitas masyarakat dan wisatawan semakin lancar, sehingga ekonomi bergerak,” katanya.
Mengenai pemulihan ekonomi, Pemerintah Kabupaten Badung segera menghidupkan kembali UMKM dan sektor ekonomi kreatif dengan skema pinjaman bunga rendah, serta insentif pajak bagi usaha kecil. “Kami ingin memastikan setiap rupiah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) digunakan untuk kesejahteraan masyarakat,” ucap Adi Arnawa.
Bagus Alit menambahkan, dengan PAD lebih dari Rp 7 triliun per tahun, mereka harus memastikan pengelolaannya transparan dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat. Dia juga memastikan pemerataan pembangunan, yang selama ini cenderung terpusat di selatan Badung.