Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO JABAR - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan mengungkapkan, kemiskinan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan. Baik kemiskinan ekonomi maupun kemiskinan informasi dan wawasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sering kali orang tua tidak bisa menjelaskan tanda kedewasaan, jenis sentuhan, serta zona pada tubuh yang harus dijaga. Termasuk infrastruktur rumah yang tidak memisahkan kamar anak dan orang tua ataupun tidak adanya toilet di dalam rumah," katanya ketika membuka pelatihan penanganan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat, Bandung, Selasa, 21 November 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
RSUD Al-Ihsan bersama P2TP2A mengadakan pelatihan yang disupervisi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat. "Kita ingin RSUD ini menjadi rujukan layanan kesehatan yang menyelenggarakan layanan bagi korban kekerasan, terutama perempuan dan anak," ujarnya.
Direktur RSUD Al-Ihsan dr Komar Hanifi mengatakan semestinya insan kesehatan tidak melulu mengurus kesehatan fisik, tetapi juga psikis, terutama pada korban kekerasan. "Kita tak hanya melayani kesehatan tubuh, tapi juga menangani jiwa korban-korban kekerasan pada anak dan perempuan. Sudah sewajarnya kita meringankan beban mereka," ucapnya.
Pelatihan berlangsung selama dua hari dan diikuti petugas kesehatan, seperti dokter spesialis, dokter umum, perawat, petugas keamanan, serta petugas kebersihan. Ke depan, RSUD Al-Ihsan tak akan memungut biaya pada korban kekerasan yang membawa surat keterangan tidak mampu (SKTM). (*)