Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Terdepan dalam Keberlanjutan, Ini Upaya Unilever Indonesia

Unilever Indonesia berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam upaya keberlanjutan, atau sustainability.

11 Juli 2024 | 18.59 WIB

Head of Division Environment and Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi dalam Tempo Sustainability Dialog bertajuk Diskusi Nasional Peduli Sampah, Kamis, 27 Juni 2024.
Perbesar
Head of Division Environment and Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi dalam Tempo Sustainability Dialog bertajuk Diskusi Nasional Peduli Sampah, Kamis, 27 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL – Head of Division Environment and Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi mengatakan bahwa Unilever Indonesia berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam upaya keberlanjutan, atau sustainability. 

Secara global prioritas perusahaan yang beroperasi di 190 negara tersebut adalah melakukan upaya-upaya yang lebih fokus, namun lebih besar dampaknya, termasuk dalam mewujudkan empat prioritas sustainability-nya, yaitu iklim, alam, plastik, dan livelihood

"Karena menurut kami kita perlu langkah konkret jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek untuk menjawab isu-isu ini," kata Maya dalam Tempo Sustainability Dialog bertajuk Diskusi Nasional Peduli Sampah, Kamis, 27 Juni 2024.

Unilever Indonesia sendiri menerapkan keberlanjutan dalam seluruh rantai bisnisnya, dari Hulu ke Hilir. Dilansir dari Sustainability Report yang dikeluarkan perusahaan tersebut. Mulai dari pasokan bahan baku, proses produksi, inovasi, kemasan, distribusi, program masyarakat dan sampai paksa pengunaan produknya oleh konsumen, Unilever Indonesia memiliki sejumlah inisiatif. 

Khusus dalam hal kemasan plastik, dalam Tempo Sustainability Dialogue Unilever Indonesia menyatakan pihaknya percaya bahwa plastik memiliki tempat tersendiri di dalam rantai ekonomi, tetapi tidak di lingkungan. Untuk itu, Unilever Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan yang lebih lestari, termasuk salah satunya mengambil peran dalam hal membantu pengelolaan sampah berkelanjutan yang mengedepankan prinsip ekonomi sirkular. 

Komitmen ini dituangkan melalui berbagai upaya, dari hulu ke hilir perjalanan kemasan plastik, mulai dari melahirkan inovasi yang bertanggung jawab, melakukan upaya pengumpulan dan pemrosesan sampai plastik, hingga melakukan inisiatif dan edukasi dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Maya menjelaskan, plastik adalah material yang bagus untuk melindungi produk Unilever, sehingga sampai kepada konsumen kualitasnya masih bagus.

"Kenapa kami menggunakan plastik, karena plastik itu bagus secara ekonomi tapi tidak bagus kalau berakhir di lingkungan. Untuk itu kami mengedukasi masyarakat dan terus berupaya mengurangi penggunaan plastik" ujarnya.

Unilever Indonesia memiliki target penggunaan virgin plastik yang semakin lama semakin berkurang. "Caranya dengan mengubah desain sehingga produk kami bisa menggunakan plastik lebih sedikit. Dan daripada menggunakan plastik baru kami menggunakan plastik hasil daur ulang," ucap Maya. 

Produk Unilever Indonesia dikembangkan bagian R&D dengan pendekatan penggunaan plastik yang lebih sedikit, lebih baik, dan atau tanpa kemasan plastik sesuai dengan kerangka kerja yang mendasari seluruh strategi perusahaan dalam berkontribusi mengurai permasalahan sampah plastik. Selama 2023, Unilever Indonesia telah berhasil mengurangi 6.800 ton penggunaan plastik baru dalam kemasan dan menggunakan 3.200 ton Post-Consumer Recycled Plastic (PCR) dalam kemasan.

Selain itu, Maya melanjutkan, Unilever Indonesia juga punya target untuk membantu terjadinya pengumpulan dan pemrosesan plastik lebih besar daripada yang digunakan selama beberapa tahun kebelakang, Unilever Indonesia sudah mencapai target ini melalui berbagai upaya dilakukan, salah satunya memberikan insentif di titik pengumpulan seperti bank sampah. 

"Dengan begitu titik koleksi ini tetap beroperasi dan masyarakat yang menyampaikan ke arah sana juga mendapat benefitnya," ujarnya. Maya menjelaskan, saat ini Unilever Indonesia membina sekitar 4 ribu titik yang terdiri dari bank sampah, TP3R, dan pengepul. Sepanjang 2023, jumlah total pengumpulan sampah plastik dari Bank Sampah dan jaringannya yang dikelola Unilever Indonesia mencapai 28.317 ton.

Unilever Indonesia juga memiliki 800 titik di masyarakat untuk konsumen membeli produk Unilever tanpa menggunakan kemasan. "Jadi refil station, secara keseluruhan itu telah berhasil, pilot projectnya masih di Jakarta dan Jawa Timur, tapi itu sudah berhasil mengedukasi masyarakat," kata Maya.

Tak hanya melakukan pengumpulan dan pemrosesan melalui bank sampah, Unilever Indonesia juga turut mendukung pemerintah daerah di Cilacap dan Jakarta mengelola sampah menjadi energi melalui teknologi Refuse-Derived Fuel atau RDF. "Jadi kami support operasionalnya karena sebenarnya infrastrukturnya sudah lengkap tapi masih butuh dibantu operasionalnya," ujarnya. Melalui hal ini, sampah yang berhasil diproses pada 2023 sebesar 27.842 ton, sehingga Unilever Indonesia telah berhasil mengumpulkan dan memproses sebanyak total 56.159 ton limbah plastik pada tahun 2023. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Afrilia Suryanis

Afrilia Suryanis

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus