Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini masyarakat lebih mengenal probiotik sebagai mikroorganisme hidup untuk membantu kerja sistem pencernaan. Kini, ada teknologi probiotik yang dikembangkan untuk menunjang kebersihan rumah tangga supaya bersih dan higienis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guru Besar Universitas Bina Nusantara yang juga President of Indonesian Scientific Society for Probiotics and Prebiotics (ISSPP), Ingrid S. Surono mengatakan, produk pembersih berbasis teknologi probiotik kini sudah populer di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Belanda, India, dan Afrika Selatan. "Produk kebersihan rumah tangga yang mengandung probiotik kian marak diluncurkan dalam satu dekade terakhir," kata Ingrid dalam Indonesia Hygiene Forum atau IHF dari Unilever yang berlangsung virtual pada Rabu, 20 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan, teknologi probiotik memanfaatkan spora Bacillus sp. yang aman dan memiliki berbagai keunggulan dalam urusan membersihkan noda. Di antaranya, mampu membersihkan secara mikroskopis atau deep cleaning, memastikan keseimbangan biologis, menghilangkan bau tidak sedap, efektif menghilangkan bakteri sampai jamur dalam jangka panjang, dan mampu melawan lapisan biofilm pada bakteri. "Teknologi probiotik juga terbuat dari bahan alami karena hanya menggunakan probiotik dan ramah lingkungan."
Ingrid menjelaskan, teknologi probiotik dalam produk kebersihan rumah tangga akan memberikan efek deep cleaning atau pembersihan paripurna dibanding pembersih konvensional. "Kalau tidak bisa membersihkan dengan baik atau deep cleaning, berarti masih ada sisa mikroba yang menempel," ujar dia.
Mikroba yang menempel pada suatu permukaan akan membentuk biofilm yang bakal sulit dihancurkan oleh disinfektan biasa. Perlu disinfektan dalam dosis yang lebih tinggi untuk menghancurkan biofilm pada mikroba tersebut. Namun demikian, menurut Ingrid, akibatnya dapat berbahaya bagi manusia maupun lingkungan.
Ingrid melanjutkan, riset membuktikan penggunaan teknologi probiotik dalam produk kebersihan di rumah sakit mampu melindungi para tenaga kesehatan terhadap infeksi yang berhubungan dengan saluran pernapasan. Formulasi probiotik dalam produk pembersih, salah satunya pembersih lantai, kata dia, memberikan efek higienis yang lebih lama dan efektif menghambat terbentuknya biofilm pada mikroba.
Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan, Agusdini Banun Saptaningsih mengatakan, selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan penggunaan produk pembersih yang berujung pada masalah kesehatan. Persoalan yang muncul antara lain kemerahan pada kulit, serangan asma, gangguan penciuman, hingga keracunan akibat pemakaian sejumlah produk seperti hand sanitizer, sabun, disinfektan, dan pemutih. "Sekitar 46,9 persen dari penggunaan produk pembersih mempunyai sekurangnya satu pengalaman yang berhubungan dengan persoalan tadi," katanya.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk., Reski Damayanti mengatakan teknologi probiotik dalam produk pembersih rumah tangga merupakan terobosan baru dalam menghadirkan higienitas yang berkualitas. "Kami mengembangkan ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang dan di masa depan seraya mendukung gerakan pemerintah melalui program perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS," katanya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.