Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai negara mengecam aksi saling balas serangan roket yang terjadi antara milisi Hamas (Palestina) dan Israel di perbatasan Gaza serta Yerusalem. Salah satu di antaranya adalah Inggris yang mendesak kedua kubu segera melakukan de-eskalasi atas ketegangan yang berlangsung beberapa hari terakhir.
"Kekerasan di Yerusalem dan Gaza harus segera berakhir. Kami meminta segala pihak untuk segera melakukan de-eskalasi dan berhenti mengincar warga sipil," ujar pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Senin, 10 Mei 2021.
Hal senada disampaikan oleh Pemerintah Amerika. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, Ned Price, menyatakan serangan roket milisi Hamas ke Israel di perbatasan Gaza adalah eskalasi yang tidak bisa diterima.
Ned Price berkata, serangan yang diluncurkan Hamas malah makin memperkeruh konflik dengan Israel. Apalagi, Israel membalasnya tak lama kemudian dengan serangan udara yang menewaskan 20 warga Palestina. Oleh kerenanya, agar situasi tidak kian parah, saling serang di antara kedua negara harus berakhir menurut Amerika.
"Kami akan sepenuhnya terlibat dalam upaya mempromosikan kedamaian di Yerusalem," ujar Ned Price menambahkan.
Di belahan dunia lain, Dewan Keamanan PBB mulai menggelar pertemuan tertutup soal perkembangan konflik antara Palestina dan Israel pasca insiden di Masjid Al-Aqsa.Seorang juru kamera dibantu oleh warga saat terjatuh, saat terjadi bentrokan antara warga Palestina dengan polisi Israel di kompleks Masjid Al Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, 10 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad
Menurut laporan Al Jazeera, pertemuan darurat itu dilangsungkan DK PBB atas permintaan Cina yang memimpin rapat bulan ini. Adapun Cina sudah menyerahkan draft resolusi kepada negara anggota DK PBB dengan fokus utama mengakhiri kekerasan di Yerusalem dan menghentikan penggusuran di Sheikh Jarrah.
Detil draft resolusi itu belum diketahui per berita ditulis. Namun, Amerika dikabarkan Al Jazeera menghendaki sejumlah perubahan karena khawatir resolusi yang diusulkan Cina kurang kuat untuk mengakhiri ketegangan Palestina dan Israel.
Diberitakan sebelumnya, ketegangan Palestina dan Israel beberapa hari terakhir dipicu rencana penggusuran warga di Sheikh Jarrah. Warga Palestina yang tinggal di sana menolak dipindahkan karena menyakini Sheikh Jarrah sebagai bagian dari Palestina. Oleh karenanya, menurut mereka, Israel tak memiliki hak untuk melakukan penggusuran meski dengan dalih pembangunan sekalipun.
Perlawanan warga direspon keras oleh Israel. Jumat kemarin, ketika warga memprotes rencana penggusuran, aparat Israel menyerang mereka di kompleks Masjid Al-Aqsa. Ratusan mengalami luka-luka dalam insiden itu. Peristiwa kembali terulang pada Ahad kemarin dan Senin ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Insiden di hari Senin memberikan dampak terbesar dengan 305 warga Palestina mengalami luka-luka dan 228 di antaranya harus dibawa ke rumah sakit. Serangan itulah yang kemudian memicu serangan roket dari kelompok Hamas ke Israel.
Baca juga: Israel Kerahkan Tiga Batalion Tambahan ke Tepi Barat
ISTMAN MP | AL JAZEERA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini