Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kemlu Bantah Kabar Rusia Bangun Pangkalan di Papua

Kemlu merespons kabar soal perminta Rusia untuk mengakses pangkalan udara di Papua.

16 April 2025 | 16.14 WIB

Ilustrasi bendera Rusia. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi bendera Rusia. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI membantah kabar ihwal permintaan Rusia untuk mengakses pangkalan TNI Angkatan Udara di Papua. Juru bicara Rolliansyah Soemirat alias Roy mengatakan instansinya belum pernah mendapatkan permintaan semacam itu dari Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kami belum pernah mendengar mengenai permintaan Rusia untuk menempatkan pesawatnya di pangkalan udara milik Indonesia di wilayah Papua," kata Roy dalam keterangan tertulis, Selasa malam, 15 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Roy turut mempersilakan publik untuk mengakses informasi lebih lanjut dari lembaga yang berkaitan dengan isu tersebut. "Silahkan dapat menghubungi kementerian/instansi terkait," ujarnya. 

Sebelumnya, situs Amerika Serikat, Janes merilis laporan berjudul "Indonesia pertimbangkan opsi usai Rusia berupaya mengakses pangkalan AU" pada Senin, 14 April 2025. Dalam laporan Janes, Indonesia menerima permintaan resmi dari Moskow mengenai izin menempatkan pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) di sebuah fasilitas di provinsi paling timur Indonesia.

Berkenaan dengan itu, sumber dari pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi kepada Janes bahwa permintaan tersebut diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.

Dalam dokumen yang diterima Janes mengenai permintaan itu, Rusia berupaya menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo.

Pangkalan udara itu terletak di Kabupaten Biak Numfor, Papua, dan menjadi markas Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia yang mengoperasikan pesawat pengintai CN235.

Laporan Janes ini akhirnya ikut direspons oleh Australia. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan pemerintahnya sudah "berkomunikasi" dengan Indonesia ihwal laporan tersebut.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyatakan bahwa pemerintahnya sedang mencari informasi lebih lanjut dari pemerintah Indonesia.

"Kami dari pihak pemerintah mencoba untuk mengonfirmasi laporan itu dan untuk mengetahui apakah laporan tersebut akurat atau tidak dan seperti apa status permintaan Rusia itu," tutur Wong, dikutip dari ABC Australia.

 

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus