Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Senat Amerika secara mufakat menyetujui kebijakan dana bantuan US$ 2 triliun untuk meminimalisir dampak virus Corona (COVID-19). Hal ini menyusul banyaknya pekerja yang menganggur akibat ditutupnya usaha serta tidak siapnya perlengkapan medis Amerika untuk menghadapi wabah Corona.
Presiden Amerika, Donald Trump, mengapresiasi langkah Senat yang menyetujui kebijakan dana bantuan tersebut. Ia berjanji akan langsung meneken kebijakan itu ketika menerimanya. "Saya akan menandatanganinya secepat mungkin," ujar Trump sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 26 Maret 2020.
Mengutip Reuters, pembahasan di Senat pada Rabu kemarin cukup sengit. Kedua kubu, Republik dan Demokrat, berdebat panjang soal perlu tidaknya Amerika menggelontorkan anggaran triliunan untuk meringankan dampak virus Corona. Pada akhirnya, semua pihak menyetujui dengan perolehan suara 96-0
Jumat ini, kebijakan dana bantuan itu akan dibawa ke Parlemen. Di sana, voting selanjutnya akan digelar sebelum bisa diteken Trump dan kemudian digunakan. Jika mulus, maka dana tersebut akan menjadi dana bantuan terbesar yang pernah disetujui konggres Amerika.
Adapun dana bantuan tersebut terbagi menjadi beberapa hal. Rinciannya, US$ 500 miliar untuk membantu usaha yang terpukul pandemi virus Corona, US$ 350 miliar untuk pinjaman bisnis kecil dan mikro, US$ 250 miliar untuk bantuan terhadap pengangguran, US$ 100 miliar untuk rumah sakit, dan sisanya akan menjadi dana bantuan untuk keluarga di Amerika.
Meski di atas kertas angka tersebut terlihat besar, tidak semua negara bagian Amerika merasa dana itu akan cukup. Gubernur New York, Andrew Cuomo, merasa bagian yang akan diterima New York terlalu kecil, US$ 3,8 miliar. Sebab, angka tersebut tidak menghitung pendapatan pajak dari bisnis yang terdampak virus Corona.
Sementara itu, di parlemen, House Speaker Nancy Pelosi berjanji akan mengupayakan dana bantuan tersebut disetujui secepat mungkin. Menurut dia, tidak banyak alasan untuk tidak menyetujuinya, apalagi dengan melihat kondisi Amerika sekarang.
"Kami harus berbuat banyak," ujarnya. Nancy Pelosi tidak menjelaskan apakah pengambilan suara mengharuskan anggota parlemen berkumpul di Washington DC pada hari Jumat nanti.
Hingga berita ini ditulis, Amerika menghadapi pertumbuhan kasus virus Corona (COVID-19) yang tergolong cepat. Saking cepatnya, WHO menyebut Amerika berpotensi menjadi episentrum virus Corona terbaru. Mengutip South China Morning Post, tercatat ada 65.138 kasus dan 857 korban meninggal akibat virus Corona.
ISTMAN MP | REUTERS | SOUTH CHINA MORNING POST
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini