Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Industri pertahanan Israel ikut serta dalam pameran dirgantara di Singapore Airshow pekan ini. Mereka kembali hadir di Singapura setelah sebagian besar absen dari pameran dirgantara Dubai pada November menyusul serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 29 ribu warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Pertahanan Israel dan 11 kontraktor pertahanan menghadiri pertemuan kedirgantaraan dan pertahanan terbesar di Asia, termasuk Israel Aerospace Industries (IAI), Rafael Advanced Defense Systems, dan Elbit Systems.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IAI, Rafael, Elbit dan kementerian pertahanan Israel menolak berkomentar mengenai perang di Gaza, termasuk kinerja senjata mereka sendiri.
“Kami tidak membahas senjata,” Ziv Avni, wakil presiden pengembangan bisnis di Elbit, mengatakan kepada Reuters saat peluncuran drone udara terbarunya, yang menurut sebuah plakat dapat membawa “amunisi untuk serangan udara rahasia dan tepat.”
Israel telah menghadapi kritik dan protes atas serangannya selama berbulan-bulan di Gaza, yang menurut kementerian kesehatan di sana telah menewaskan lebih dari 29.400 warga Palestina.
Israel memulai serangan militernya di Gaza setelah kelompok pejuang Palestina Hamas menyerang Israel selatan. Sekitar 1.140 orang tewas dan 253 orang disandera sejak 7 Oktober.
Meski demikian, genosida Israel di Gaza tidak menyurutkan selera terhadap rudal, peralatan mata-mata, dan drone udara Israel, kata dua pejabat industri Israel yang hadir pada acara tersebut kepada Reuters, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitifnya isu tersebut.
Sekelompok pria berseragam militer, sebagian besar dari negara-negara Asia, sering terlihat berjalan masuk ke ruang perusahaan pertahanan Israel untuk berbincang.
REUTERS