Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Ankara -Rusia dan Ukraina selama bertahun-tahun diketahui menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global.
Bukan hanya itu, Rusia juga merupakan pengekspor pupuk yang besar dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Reuters akhir pekan lalu, Turki mengharapkan ada kemajuan dalam rencana membuka ekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berkunjung pekan depan. Sumber dari pejabat senior Turki memastikan hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semenjak perang Ukraina akhir Februari lalu, lalu lintas ekspor gandum dari Laut Hitam terganggu.
Di Indonesia sendiri, gandum lebih sebagai bahan utama dari produk olahan. Lantas, bagaimana bisa gandum masuk ke Indonesia yang beriklim tropis ini?
Orang Indonesia sangat akrab dengan nasi putih sebagai makanan pokok. Di samping nasi putih, sebenarnya masih banyak sumber karbohidrat lainnya yang dapat menjadi makanan pokok.
Terlebih, Indonesia merupakan negara agraris yang subur dan dapat
menumbuhkan berbagai bibit pertanian. Oleh karenanya, selain nasi, orang Indonesia dapat bergantung pada jagung, ubi, sagu, sorgum, gandum, serta makanan-makanan lainnya.
Mengutip Historia.id, tanaman gandum sudah ada sejak zaman prasejarah. Kemudian gandum diperkenalkan di Indonesia pada masa penjajahan Eropa. Pada tahun 1790, Belanda melakukan penanaman di Cirebon, Batavia, Semarang, dan Surakarta. Penanaman tersebut menggunakan benih dari Jepang, Iran, dan Tiongkok.
Bahan utama tepung terigu ini bahkan telah dibudidayakan terlebih dahulu dibanding padi dan jagung. Sebagaimana dikutip dari Tempo, pengembangan gandum di Indonesia dimulai sejak tahun 1978 oleh Kementerian Pertanian melalui uji adaptasi gandum.
Kendati demikian, Indonesia mulai menjadi importir gandum pada tahun 1969 karena Amerika Serikat memberikan paket kerja sama ekonomi. Paket kebijakan tersebut berisi kerja sama bantuan makanan kemanusiaan dalam bentuk tepung terigu atau gandum ke Indonesia.
Dilansir dari Kulineria.id, paket kerja sama tersebut seharusnya sudah berhenti tidak lama setelah itu. Namun, akhirnya diperpanjang dan industri pengolahan gandum mulai banyak bermunculan. Terlebih lagi, semakin banyak produk olahan gandum di Indonesia. Hal ini jugalah yang mendorong Indonesia ketergantungan impor gandum, terutama dari Ukraina.
Sebenarnya, orang Indonesia memang tidak menjadikan gandum sebagai makanan pokok. Akan tetapi, banyak sekali makanan olahan dari gandum.
Salah satu contoh makanan olahan gandum di Indonesia adalah mie instan. Sudah bukan rahasia umum bahwa produksi mie instan di Indonesia sangat tinggi permintaannya. Selain itu, ada juga tepung terigu, roti, kue, sereal, dan olahan turunan lainnya.
VIOLA NADA HAFILDA
Baca : Pasukan Ukraina Dituding Membakar Berton-ton Gandum di Mariupol