Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat kepala Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, mengatakan pada Rabu, 20 November 2024 bahwa tak akan ada kesepakatan pertukaran sandera dengan tahanan Israel, kecuali perang di daerah kantong Palestina itu berakhir. "Tanpa berakhirnya perang, tidak akan ada pertukaran tawanan," kata Hayya dalam wawancara yang disiarkan televisi dengan saluran televisi Al-Aqsa seperti dikutip oleh Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamas menegaskan kembali posisi kelompok tersebut tentang cara mengakhiri perang. "Jika agresi tidak diakhiri, mengapa perlawanan dan khususnya Hamas, mengembalikan tawanan (sandera)?" katanya. "Bagaimana orang waras atau gila bisa kehilangan kartu kuat yang dimilikinya sementara perang terus berlanjut?"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upaya untuk gencatan senjata di Gaza telah terhenti. Pada Rabu, AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata permanen tanpa syarat. Duta Besar Washington untuk PBB mengatakan AS hanya akan mendukung resolusi yang secara eksplisit menyerukan pembebasan segera para sandera Israel sebagai bagian dari gencatan senjata.
Hayya, yang memimpin tim negosiasi kelompok tersebut dalam pembicaraan dengan mediator Qatar dan Mesir, menyalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Israel menganggap Hamas yang bertanggung jawab atas berhentinya pembicaraan soal gencatan senjata.
"Ada kontak yang sedang berlangsung dengan beberapa negara dan mediator untuk menghidupkan kembali berkas ini (negosiasi). Kami siap untuk melanjutkan upaya tersebut tetapi yang lebih penting adalah melihat keinginan nyata di pihak pendudukan untuk mengakhiri agresi," kata Hayya.
"Realitas membuktikan bahwa Netanyahu adalah orang yang merusak (negosiasi) itu," katanya.
Saat berkunjung ke Gaza pada hari Selasa, Netanyahu mengatakan bahwa Hamas tidak akan memerintah daerah kantong Palestina tersebut setelah perang berakhir. Ia juga mengatakan bahwa Israel telah menghancurkan kemampuan militer kelompok Islam tersebut.
Netanyahu mengatakan Israel belum menyerah dalam upaya menemukan 101 sandera yang tersisa yang diyakini masih berada di daerah kantong itu. Ia menawarkan hadiah US$ 5 juta untuk pengembalian masing-masing sandera.
Hamas ingin agar perang di Gaza berakhir, sandera dibebaskan dan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel juga dilepaskan. Sementara Netanyahu berjanji perang hanya dapat berakhir setelah Hamas diberantas.
Qatar, mediator gencatan senjata utama bersama Mesir, mengatakan pihaknya telah memberi tahu Hamas dan Israel bahwa mereka akan berhenti menjadi mediator kecuali kedua pihak yang bertikai menunjukkan keinginan dan keseriusan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.