Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat menghancurkan pelabuhan bahan bakar utama di Yaman pada Kamis, 19 April 2025. Serangan itu ditujukan terhadap pemberontak Houthi di Yaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari Al Jazeera, sebanyak 38 orang tewas dalam serangan terhadap pelabuhan bahan bakar Ras Issa. Menurut TV Al Masirah, serangan menyebabkan 102 orang luka-luka. Al Masirah mengutip Kantor Kesehatan Hodeidah di Yaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Serangan bertujuan untuk memutus sumber pasokan dan dana bagi Houthi yang didukung Iran, kata militer AS.
Washington telah menggempur Houthi dengan serangan udara hampir setiap hari sejak 15 Maret 2025. AS berupaya mengakhiri serangan Houthi terhadap pengiriman sipil dan kapal militer di Laut Merah dan Teluk Aden. Para pemberontak memulai serangan mereka pada akhir tahun 2023, dengan alasan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.
"Pasukan AS mengambil tindakan untuk menghilangkan sumber bahan bakar bagi teroris Houthi yang didukung Iran dan merampas pendapatan ilegal yang telah mendanai upaya Huthi untuk meneror seluruh wilayah selama lebih dari 10 tahun," kata Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari NDTV.
"Tujuan serangan ini adalah untuk melemahkan sumber kekuatan ekonomi kaum Houthi, yang terus mengeksploitasi dan mendatangkan penderitaan besar bagi rekan senegaranya," kata CENTCOM.
Menurut CENTCOM, kapal-kapal terus memasok bahan bakar melalui pelabuhan Ras Issa meskipun Washington telah menetapkan pemberontak sebagai organisasi teroris asing awal tahun ini. CENTCOM tak menyebutkan sumber bahan bakar tersebut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anees Alasbahi, mengatakan jumlah korban tewas sementara adalah 20 orang, termasuk lima paramedis. "Ada juga 50 pekerja dan karyawan yang terluka di pelabuhan minyak Ras Issa, menyusul agresi Amerika", kata Alasbahi di X.
"Jumlah korban tewas kemungkinan bertambah karena proses identifikasi bagian tubuh masih berlangsung," ujarnya.
Dalam gambar yang disiarkan Jumat pagi oleh saluran pemberontak Al-Masira, bola api menerangi area di sekitar kapal. Asap tebal mengepul di atas yang tampak seperti kobaran api yang sedang berlangsung.
"Tim penyelamat pertahanan sipil dan paramedis melakukan segala upaya untuk mencari dan mengevakuasi korban serta memadamkan api," kata Alasbahi.
Pelabuhan Ras Issa terletak di sepanjang pantai barat Yaman di Laut Merah. Ras Isa memiliki jaringan pipa minyak dan pelabuhan yang merupakan infrastruktur penting dan tak tergantikan di Yaman, menurut Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sekitar 70 persen impor Yaman dan 80 persen bantuan kemanusiaannya melewati pelabuhan Ras Isa, Hodeidah dan as-Salif.
Pejabat Houthi Mohammed Nasser al-Atifi mengatakan bahwa kejahatan Amerika tidak akan menghalangi rakyat Yaman untuk mendukung Gaza.
Pada hari Jumat pagi dan hanya beberapa jam setelah serangan dahsyat AS, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman.
Serangan Houthi telah menghambat pengiriman melalui Terusan Suez. Terusan ini adalah rute penting yang biasanya membawa sekitar 12 persen lalu lintas pengiriman dunia. Akibatnya banyak perusahaan mengambil rute memutar yang mahal melewati ujung Afrika selatan.
Amerika Serikat pertama kali mulai melancarkan serangan terhadap Houthi di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Donald Trump meneruskan serangan itu. Trump berjanji bahwa tindakan militer terhadap Houthi akan terus berlanjut hingga mereka tidak lagi menjadi ancaman bagi pelayaran.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mengatakan kepada wartawan pada Kamis bahwa perusahaan satelit Cina, Chang Guang Satellite Technology Company mendukung serangan teroris Houthi.
"Tindakan mereka, dukungan Beijing terhadap perusahaan tersebut, adalah contoh lain dari klaim kosong China untuk mendukung perdamaian," katanya.