Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Luar Negeri RI angkat bicara mengenai rencana pakta keamanan AUKUS – Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Mereka bersepakat menyediakan kapal selam nuklir bagi Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut keterangan yang dibagikan di Twitter pada Selasa, 14 Maret 2023, Kemlu RI mengatakan “Indonesia meminta Australia tetap konsisten memenuhi kewajibannya sesuai rezim non–proliferasi senjata nuklir dan IAEA Safeguards.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia, kata Kemlu RI, juga meminta pihak terkait menyepakati mekanisme verifikasi oleh IAEA yang efektif, transparan dan tidak diskriminatif.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak bertemu di San Diego pada Senin, 13 Maret 2023, dan mengungkapkan rincian rencana untuk menyediakan Australia dengan kapal selam serang bertenaga nuklir.
Ini merupakan langkah besar AUKUS untuk melawan ambisi Cina di Indo-Pasifik. Beijing telah mengutuknya sebagai tindakan proliferasi nuklir ilegal.
Di bawah kesepakatan itu, seperti tertuang dalam pernyataan bersama, Amerika Serikat bermaksud untuk menjual tiga kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia kepada Australia pada awal 2030-an, dengan opsi bagi Australia untuk membeli dua lagi jika diperlukan. Perangkat itu dibangun oleh General Dynamics.
Pejabat Pertahanan Australia mengkonfirmasi program kapal selam bertenaga nuklir Australia dalam pakta AUKUS, bersama Amerika Serikat dan Inggris, akan menelan biaya hingga A$368 miliar atau sekitar Rp 3,7 kuadriliun selama tiga dekade ke depan. Ini merupakan program pertahanan tunggal terbesar negara itu dalam sejarah.
Inggris akan menerima pengiriman kapal selam SSN-AUKUS pertamanya pada akhir tahun 2030-an. Sementara Australia akan menerima yang pertama pada awal tahun 2040-an. Kapal akan dibangun oleh BAE Systems dan Rolls-Royce.
Sebelumnya, Indonesia sudah mendesak Australia untuk bersama-sama menjaga perdamaian Indo-Pasifik, di tengah bayang persaingan kekuatan besar seperti Cina dan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi Canberra pada Kamis, 9 Januari 2023, untuk bertemu dengan timpalannya dari Australia. Salah satu pembahasan mereka adalah dinamika kawasan, yang meliput persaingan kekuatan besar, keamanan maritim, ASEAN, dan Pasifik.
Menurut Retno, dalam kesempatan itu Indonesia menyampaikan kembali pentingnya transparansi kerja sama AUKUS dan pentingnya komitmen kepatuhan terhadap nonproliferasi nuklir, serta mematuhi NPT dan IAEA Safeguards.
Dalam kesempatan di forum multilateral, menteri luar negeri juga menyerukan pelucutan senjata nuklir di kawasan. Dia ingin kawasan yang bebas nuklir.
“Upaya menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan menjadi tanggung jawab semua negara. Penting bagi semua negara untuk menjadi bagian dari upaya tersebut,” tulis Kemlu dalam keterangan Selasa.
DANIEL A. FAJRI