Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Invasi Israel ke Lebanon semakin menjadi-jadi. Ribuan tentara Israel dari bagian utara didukung tank-tank Merkava merangsek menyerbu ke wilayah Lebanon selatan. Sekitar 200.000 warga Lebanon dan 60.000 warga Israel kini menjadi pengungsi, dengan banyak korban jiwa di kedua belah pihak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PBB, melalui Sekretaris Jenderalnya, mengutuk keras eskalasi konflik di Lebanon, yang berawal dari serangan roket Hizbullah ke Israel yang lalu dibalas membabi-buta Tel Aviv. Termasuk pembunuhan para petinggi Hizbullah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekjen PBB menegaskan bahwa warga sipil harus dilindungi, dan infrastruktur sipil tidak boleh dijadikan target. Ia juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bekerja sama menghentikan kekerasan ini dan menghindari perang skala penuh yang dapat menyebabkan bencana besar.
“Kepada semua pihak, mari kita katakan dengan satu suara yang jelas: hentikan pembunuhan dan kehancuran. Kurangi retorika dan ancaman. Mundur dari jurang,” kata Sekjen PBB, dilansir dari news.un.org.
Ia memuji upaya diplomatik yang telah dilakukan untuk meredakan ketegangan dan berjanji bahwa PBB akan terus mendukung upaya gencatan senjata dan peningkatan bantuan kemanusiaan bagi warga Lebanon yang terdampak.
Selain itu, pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, tetap bertahan di posisinya meskipun sebagian besar staf sipil telah direlokasi sementara karena kondisi yang semakin memburuk. PBB juga menekankan pentingnya menurunkan retorika provokatif dan ancaman dari semua pihak, dengan harapan menghentikan siklus kekerasan yang sedang berlangsung di perbatasan Israel dan Lebanon.
Kecaman dari Malaysia
Malaysia dengan tegas mengecam serangan udara Israel yang telah menewaskan lebih dari 500 orang dan melukai lebih dari 1.600 warga Lebanon.
Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa agresi Israel tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia, serta mengganggu integritas teritorial dan kedaulatan Lebanon.
Dikutip dari kln.gov.my, dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri, Malaysia meminta agar Dewan Keamanan PBB segera bertindak untuk menghentikan serangan yang dianggap tidak proporsional tersebut, baik di Lebanon maupun di Palestina, demi melindungi warga sipil yang menjadi korban.
Pemerintah Malaysia juga mendesak komunitas internasional untuk bertindak cepat dan secara kolektif menghentikan siklus kekerasan ini. Malaysia percaya bahwa dialog diplomatik dan komitmen terhadap perdamaian merupakan kunci untuk menciptakan stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut.
Di tengah situasi yang semakin memburuk, Malaysia juga mengimbau warganya di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut dan menunda segala bentuk perjalanan ke Lebanon hingga situasi kembali aman.
NEWS.UN | NST | KLN.GOV | AP
Pilihan editor: Imam Besar Al-Azhar Kecam Kemunafikan Dunia Terkait Israel