Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kisah Cinta Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth yang Langgeng 70 Tahun

Pangeran Philip telah menemani Ratu Elizabeth bertakhta selama tujuh puluh tahun. Keduanya bertemu saat Elizabeth jadi pengiring pengantin bibinya.

10 April 2021 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Philip, pasangan dan orang kepercayaan Ratu Elizabeth, tutup usia 99 tahun pada Jumat kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pangeran Philip telah menemani istrinya, Ratu Elizabeth, bertakhta selama tujuh puluh tahun, monarki Inggris terlama yang bertakhta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cinta dalam hidupnya, Philip menikahi Elizabeth pada 1947 dan telah bersamanya selama 69 tahun pemerintahannya, dikutip dari Reuters, 10 April 2021.

Pangeran Philip adalah orang yang menyampaikan kabar kepadanya ketika mereka berada di Kenya pada tahun 1952 bahwa ayahnya, George VI, telah meninggal dan bahwa dia sekarang menjadi ratu pada usia 25 tahun.

Perkenalan pertama mereka bahkan terjadi di usia muda. Elizabeth of York tidak pernah berharap jadi ratu ketika dia bertemu Philip.

Ia berusia tujuh tahun dan pengiring pengantin dari bibinya, Putri Marina dari Yunani dan Denmark, saat dia menikah dengan Duke of Kent di Westminster Abbey, sementara Philip yang berusia 12 tahun hadir sebagai sepupu pertama pengantin perempuan, dilaporkan CNN.

Keduanya hampir tidak berbicara, tetapi surat kabar asing telah meramal Pangeran Philip sebagai suami kerajaan yang sesuai untuk Putri kecil, sebagai sepupu ketiganya melalui Ratu Victoria.

Saat mereka bertemu lagi, lima tahun kemudian, pada 1939, segalanya berubah. Paman Elizabeth, Edward VIII, turun takhta tiga tahun sebelumnya. Ayahnya sekarang adalah Raja dan dia adalah pewaris takhta. Philip adalah seorang kadet angkatan laut berusia 18 tahun.

Saat itu Eropa berada di ambang konflik dan Perang Dunia II akan segera pecah.

"Seberapa tinggi dia bisa melompat!" kata Elizabeth kepada pengasuhnya, Marion Crawford, pada Juli 1939 ketika dia melihat Philip melompati jaring tenis di Royal Naval College di Dartmouth. Elizabeth menjalani kehidupan bersama keluarganya, menghabiskan sebagian besar waktunya dengan saudara perempuan dan pengasuhnya.

Saat berkeliling perguruan tinggi bersama orang tua dan saudara perempuannya, dia terpesona oleh kadet yang akan segera masuk dalam dinas aktif. Ketertarikan Elizabeth terlihat jelas bagi semua orang dan sangat memuaskan paman Philip, Dickie Mountbatten, yang berharap keduanya menikah.

Ketika rombongan kerajaan meninggalkan Dartmouth di Royal Yacht, semua kadet mengikuti di belakang dengan perahu kecil mereka, sampai Raja memerintahkan mereka untuk kembali ke pantai. Mereka semua melakukan apa yang diperintahkan, selain Philip, yang terus mendayung dengan sekuat tenaga saat Elizabeth mengawasinya melalui teropong.

Philip Kepincut Elizabeth

Philip dan keluarganya meninggalkan Yunani ketika dia masih bayi. Keluarga itu tinggal di Paris, tetapi pecah. Ibunya dimasukkan ke rumah sakit jiwa dan ayahnya punya simpanan. Philip dikirim ke sekolah berasrama di Gordonstoun, Skotlandia, sebelum pergi ke Dartmouth. Tanpa pengasuhan untuk bercakap, dia sangat dekat dengan saudara perempuannya, tetapi saudara favoritnya, Cecile, meninggal dalam kecelakaan pesawat ketika dia hamil delapan bulan. Yang lainnya menikah dengan perwira Jerman, menempatkan Philip dan keluarganya di pihak yang berlawanan dalam perang.

Selama perang, Philip menulis kepada Elizabeth dan datang untuk tinggal selama Natal pada tahun 1943. Elizabeth berusia 17 tahun dan seorang perempuan muda. Philip menganggapnya sangat menarik. Dia tidak hanya menarik dan jenaka, tapi juga ceria dan praktis, sangat berbeda dengan ibunya yang rapuh.

Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II usai mengunjungi tentara yang bertugas di Afganistan di London, 13 Maret 2015. Chris Jackson/Getty

Di akhir perang, Philip datang ke kediaman Elizabeth dengan niat serius dan membawanya keluar ke konser dan restoran, atau makan malam di kamar anak bersama Putri Margaret.

Istana meragukan perjodohan mereka. Raja dan Ratu berharap Elizabeth untuk melihat lebih banyak dunia sebelum menikah, dan para anggota istana mencibir Philip "bukan pria terhormat", "pemarah" dan "tidak mapan", ketika diketahui dia menandatangani buku tamu dengan menulis "tidak ada tempat tinggal tetap."

Semua orang tidak mempercayai pamannya yang licik, Dickie Mountbatten.

Dan pemerintah berpaling karena Philip memiliki kekerabatan dengan orang Jerman.

Elizabeth tidak terpengaruh. Dia telah tertarik dengan Philip sejak usia 13 dan perang hanya menggairahkan asmara mereka. Raja menyerah dan pertunangan diumumkan pada 8 Juli 1947, dengan tanggal pernikahan ditetapkan pada 20 November. Philip menjadi warga negara Inggris yang dinaturalisasi, mengadopsi nama keluarga Mountbatten dari kakek nenek dari pihak ibu dan diangkat menjadi Duke of Edinburgh.

Royal Wedding

Sempat ada kekhawatiran bahwa negara yang mengalami resesi pascaperang akan mencibir pernikahan mewah Elizabeth dan Philip.

Tapi Winston Churchill punya pandangan lain, berkata "kilatan warna di jalan sulit yang harus kita lalui."

Tamu kerajaan datang dari seluruh dunia untuk melihat sang putri menikah dengan gaun sutra bersulam 10.000 mutiara. Di antara mereka yang tidak diundang dengan tegas adalah tiga saudara perempuan Philip dengan suami Jerman mereka, dan Duke of Windsor, mantan raja Edward VIII, dan istrinya, Wallis Simpson.

Pada hari pernikahan di Westminster Abbey, Putri Elizabeth bersumpah dan berjanji untuk mematuhi suaminya, sesuatu yang secara teknis tidak mungkin dilakukan ketika dia menjadi Ratu.

Namun pertempuran baru saja dimulai. Philip terbiasa dengan kehidupan dinas angkatan laut. Dua anak pertama pasangan itu, Charles dan Anne, lahir pada tahun 1948 dan 1950 dan keluarganya menetap di Clarence House, tempat Philip bertanggung jawab atas renovasi. Philip ditempatkan di Malta dan Elizabeth datang mengunjunginya selama berbulan-bulan. Di sana, Elizabeth bebas menjadi istri seorang perwira dan jauh dari sorotan.

Gaun pengantin Ratu Elizabeth II saat menikah dengan Pangeran Philip. Instagram.com/@royalcollectiontrust

Pada awal 1952, Elizabeth dan Philip memulai tur ke Kenya. Mereka mulai dengan liburan di "Treetops," sebuah penginapan di Taman Nasional Aberdare. Pada malam tanggal 9 Februari 1952, George VI meninggal dalam tidurnya. Setelah berita itu sampai ke staf kerajaan, Philip memberi tahu istrinya bahwa ayah tercinta telah meninggal dan mereka kembali ke London.

Kematian Raja merupakan kejutan yang mengerikan bagi Elizabeth dan Philip. Raja telah dalam kesehatan yang buruk selama bertahun-tahun, meskipun masih relatif muda pada usia 56. Alhasil, Philip adalah suami Ratu dan segalanya berubah.

Keluarganya harus pindah dari Clarence House ke Istana Buckingham yang tidak terlalu akrab. Philip harus melepaskan peran angkatan lautnya. Dan nenek Elizabeth, Ratu Mary, menetapkan nama keluarga kerajaan.

Philip percaya bahwa nama belakang istrinya adalah miliknya, Mountbatten, dan pamannya Dickie membual tentang Royal House of Mountbatten. Tapi Winston Churchill dan Ratu Mary bertekad nama kerajaan harus tetap sebagai Windsor.

Philip kerap menerima prasangka yang menuduhnya mengambil peran lebih besar dari sang ratu.

Ada penolakan terhadapnya sebagai ketua Komisi Penobatan Elizabeth dan upayanya untuk menciptakan sistem penghargaan untuk pengabdian, Penghargaan Duke of Edinburgh. Seorang menteri menyebut Philip "seperti Pemuda Hitler."

Pangeran Philip memiliki minat yang besar pada teknologi dan merupakan bangsawan pertama yang diwawancarai di televisi, ketika dia membahas magang pemuda di BBC Panorama dengan Richard Dimbleby pada tahun 1961. Philip juga terlibat dalam "Royal Family," sebuah film dokumenter yang ditayangkan pada tahun 1969 yang memikat hati publik Inggris dengan memperlihatkan kehidupan sederhana mereka.

Philip adalah pembina lebih dari 800 organisasi dan, seperti cucunya, sangat peduli dengan satwa liar dan lingkungan.

Popularitas monarki mencapai titik terendah setelah kematian Diana, tetapi pada saat Queen's Diamond Jubilee pada tahun 2012, antusiasme publik Inggris terhadap keluarga kerajaan terlihat jelas dari perayaan di seluruh negeri.

Melalui suka dan duka, Pangeran Philip adalah pendamping setia Ratu.

Ratu Elizabeth adalah ratu yang menikah terlama dan Pangeran Philip adalah suami kerajaan terlama di dunia saat ini.

Pada usia 99, Pangeran Philip telah hidup lebih lama dari keturunan Ratu Victoria lainnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus