Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Macron Ingin Bubarkan Parlemen Prancis Usai Partainya Kalah di Pemilu Uni Eropa

Partai yang dipimpin Emmanuel Macron kalah dari partai sayap kanan dalam pemilu Uni Eropa.

10 Juni 2024 | 20.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron melihat ke bawah di samping Menteri Luar Negeri dan Eropa Prancis Catherine Colonna selama konferensi kemanusiaan internasional untuk warga sipil di Gaza, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, Prancis, pada 9 November 2023. Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pemilihan umum segera setelah lonjakan suara kelompok sayap kanan di Uni Eropa. Pengumuman tersebut muncul setelah jajak pendapat menunjukkan aliansinya kalah dari National Rally (RN) sayap kanan dalam pemungutan suara di parlemen Uni Eropa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Emmanuel Macron mengumumkan pemilu sela. Dia mengenakan jas berwarna gelap dan dasi. Ada bendera Perancis di satu sisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan akan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan legislatif baru. Pembubaran parlemen setelah jajak pendapat menunjukkan aliansinya menderita kekalahan telak dalam pemilihan Eropa dari partai sayap kanan National Rally (RN) yang dipimpin oleh Marine Le Pen.

Macron mengatakan hasil Parlemen Eropa pada hari Minggu sangat buruk bagi pemerintahannya. Ia tidak bisa mengabaikannya.

Dalam pidato nasionalnya, Macron mengatakan pemilihan majelis rendah akan diadakan pada 30 Juni 2024, dan pemungutan suara putaran kedua pada tanggal 7 Juli 2024.

“Ini adalah waktu yang penting untuk klarifikasi,” kata Macron. “Saya telah mendengar pesan Anda, kekhawatiran Anda dan saya tidak akan membiarkannya tidak terjawab. Prancis membutuhkan mayoritas yang jelas untuk bertindak dengan tenang dan harmonis.”

“ Partai-partai sayap kanan mengalami kemajuan di mana-mana di benua ini. Ini adalah situasi yang saya tidak bisa pasrah,” katanya.

Partai Nasional memenangkan sekitar 32 persen suara, lebih dari dua kali lipat perolehan suara Macron yang sebesar 15 persen, menurut jajak pendapat pertama. Partai Sosialis berada sedikit di bawah Macron, dengan 14 persen suara.

Penampilan pemimpin Partai Nasional, Le Pen yang kuat, akan melemahkan kekuasaan Macron tiga tahun sebelum masa jabatannya berakhir. “Kami siap mengambil alih kekuasaan jika Prancis memberi kami kepercayaan pada pemilu nasional mendatang,” kata Le Pen pada rapat umum tak lama setelah pengumuman mengejutkan Macron.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus