Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Media Israel Klaim Hamas Ajukan Gencatan Senjata Tanpa Syarat selama Sepekan

Hamas dilaporkan mengajukan usulan gencatan senjata selama satu pekan dengan menawarkan daftar sandera asal Israel yang ditahan di Gaza

1 Januari 2025 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lokasi serangan udara Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 19 Desember 2024. Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan dan ketegangan bagi wilayah Gaza, dengan berbagai peristiwa yang menambah kompleksitas konflik yang telah berlangsung selama lebih dari enam dekade. REUTERS/Dawoud Abu Alkas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hamas dilaporkan mengajukan usulan gencatan senjata selama satu pekan dengan menawarkan daftar sandera asal Israel yang ditahan di Gaza seperti dilansir Anadolu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut klaim Otoritas Penyiaran Israel, Kan, pada Selasa malam yang mengutip sumber asing yang dirahasiakan, Hamas mengusulkan gencatan senjata tanpa syarat apa pun, seperti pembebasan tawanan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, atau mengizinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke Gaza utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laporan tersebut, Hamas akan memberi daftar tawanan pada hari keempat gencatan senjata, seperti yang diminta Israel.

Setelah itu, pihak berwenang Israel dapat memutuskan apakah gencatan senjata akan diperpanjang atau kembali melanjutkan pertempuran.

Hamas hingga saat ini belum memberi komentar atas laporan tersebut.

Kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina, dilaporkan menahan sekitar 100 sandera asal Israel itu, menyatakan bahwa mereka tidak dapat menyusun daftar lengkap saat perang berlangsung. Sementara itu, Israel menahan lebih dari 10.300 warga Palestina.

Hamas secara konsisten menyatakan kesiapan untuk mencapai kesepakatan, bahkan menyetujui usulan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Mei lalu. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan tersebut dengan menetapkan syarat baru, termasuk melanjutkan operasi militer.

Sejumlah pengamat, termasuk anggota oposisi Israel dan keluarga para tawanan, menuduh Netanyahu sengaja menunda negosiasi demi mempertahankan kekuasaannya setelah Menteri sayap kanan seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich dilaporkan mengancam menarik dukungan mereka terhadap pemerintah jika perang di Gaza berakhir.

Situasi di Gaza sangat memprihatinkan, dengan hampir 2 juta penduduk kehilangan tempat tinggal di tengah kekurangan makanan, air, dan obat-obatan yang parah.

Blokade Israel terhadap Gaza, yang telah berlangsung selama 18 tahun, menjadikan wilayah tersebut digambarkan banyak pihak sebagai "penjara terbuka terbesar di dunia."

Israel juga menghadapi kemarahan dunia, dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait serangan di Gaza.

Tentara Israel terus melancarkan perang yang disebut genosida di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 45.500 korban jiwa, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Perang di Gaza terus berlangsung terjadi meskipun Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera. Israel juga menghadapi gugatan genosida dari Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang di wilayah tersebut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus