Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Raja Abdullah Tolak Pemindahan Warga Gaza ke Yordania

Raja Abdullah II dari Yordania membahas penyelesaian perang Gaza saat bertemu Emmanuel Macron dan Abdel Fattah El-Sisi di Kairo, Mesir.

8 April 2025 | 19.39 WIB

Raja Abdullah II. Shutterstock/Gevorg Ghazaryan
Perbesar
Raja Abdullah II. Shutterstock/Gevorg Ghazaryan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Raja Abdullah II dari Yordania menegaskan bahwa serangan Israel di Gaza harus segera dihentikan. Pernyataan itu disampaikannya selama pertemuan puncak dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Kairo, Mesir, pada Senin, 7 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dilansir dari Arab News, para pemimpin itu mendesak masyarakat internasional untuk mengadvokasi upaya penyelesaian perang di Gaza. Mereka juga mendorong pemulihan perjanjian gencatan senjata dan ingin memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah kantong pesisir Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laporan kantor berita Petra, Raja Abdullah mengatakan bahwa serangan Israel di Gaza merusak semua upaya diplomatik dan kemanusiaan untuk menyelesaikan krisis dan berisiko menyeret seluruh Timur Tengah ke dalam kekacauan. Dia menekankan perlunya solusi politik berdasarkan solusi dua negara, yang akan memastikan keamanan dan stabilitas bagi Palestina dan Israel.

Raja Abdullah juga menekankan bahwa Yordania menentang pemindahan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Dia turut mengecam tindakan sepihak Israel dan serangan terhadap tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem.

Adapun delegasi Yordania yang hadir meliputi Menteri Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Ayman Safadi, Direktur Kantor Raja Alaa Batayneh, dan Duta Besar untuk Kairo Amjad Al-Adaileh.

Raja Abdullah dan El-Sisi menyambut baik dukungan Prancis untuk menyelesaikan masalah Palestina. Mereka menyoroti perlunya kerja sama internasional, terutama dari negara-negara Uni Eropa, termasuk Prancis, untuk membantu rekonstruksi Gaza.

Setelah tiba di Kairo pada Ahad, 6 April 2025, Macron dijadwalkan melakukan perjalanan ke Al-Arish, 50 kilometer dari Jalur Gaza, pada Selasa, 8 April 2025 untuk bertemu dengan otoritas kemanusiaan dan keamanan, dan mendorong gencatan senjata.

Pada hari Senin, Macron menyatakan penentangan keras terhadap pemindahan atau aneksasi apa pun di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.

Raja Abdullah, El-Sisi, dan Macron menyoroti perlunya solusi politik untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, yang bertujuan untuk perdamaian abadi.

 

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus